28 Mar 2021

Sopir Ambulans

JaguarQQ

 Terkadang, alam bawah sadar merasakan hal yang semestinya gak kita rasa,

Semu hampa sisi lain selalu membuat nurani terpana, walau mata jelas terbuka, sampai akhirnya “takut” menghentikan laju nyali.

Mari simak kisah seram sekali lagi, hanya di sini, 

Sekali lagi aku melirik kaca spion, bapak itu masih ada, duduk diam paling belakang sambil menatap ke luar, senyum terus mengembang di wajahnya yang terlihat bersih, terpancar rona bahagia.   BandarQ Online

Di sebelah Bapak itu ada seorang ibu dan anak lelakinya, si Ibu terus-terusan menangis, sementara anaknya terus menenangkan ibunya. 

Drama hidup yang sudah sering aku saksikan ini belum juga membuat jadi terbiasa, melihat dan mendengar orang yang sedang dalam kesedihan karena salah satu anggota keluarga terbaring kritis, tetap membuat hati dan perasaanku bergetar juga. Aku jadi ikut sedih, selalu begitu. 

Sementara Doni, perawat yang ikut dalam penjemputan, terdengar masih terus memberi perawatan kepada pasien yang tengah terbaring. 

Jalanan Jakarta tergolong sepi, tentu saja karena masih jam dua pagi.

Sebentar lagi sampai, rumah sakit hanya tinggal beberapa ratus meter jaraknya. Ingin cepat-cepat sampai saja rasanya. 

Suara sirine terus memekak telinga, mengiringi ambulans yang sedang aku kemudikan melaju dengan kecepatan tinggi. 

Perempuan muda, usia 20an tahun, parasnya cantik, rambut panjangnya tergerai sampai bahu, dia duduk depan, di sebelahku, sejak dari rumahnya tadi tempat aku menjemput. 

Dia sepertinya adalah adik dari laki-laki yang duduk di belakang. Sama seperti ibunya, air mata perempuan ini terus mengalir sepanjang perjalanan, walau sama sekali aku gak mendengar suaranya. 

Akhirnya, gerbang rumah sakit sudah kelihatan, aku lalu mengurangi kecepatan. 

Ambulans aku bawa masuk gerbang, ketika kami sudah benar-benar sampai, gedung UGD menjadi tujuan.

Aku menghentikan kendaraan di depan pintu UGD, lalu dengan sigap beberapa perawat membuka pintu belakang untuk mengeluarkan pasien. Aku terus memperhatikan semuanya. 

Tapi, ada yang aneh, kenapa aku gak melihat bapak yang duduk paling belakang tadi? Bapak yang selalu memperhatikan ke luar, Bapak yang ketika aku lihat selalu sedang tersenyum. Bapak itu gak kelihatan. Ke mana dia? 

Sama, perempuan yang duduk di kursi depan juga gak kelihatan lagi, padahal aku gak melihatnya turun kendaraan. “Ah, mungkin sudah turun tapi aku gak lihat.” begitu pikirku dalam hati. 

Ya sudah, gak berpikir lebih jauh lagi, setelah pasien dan keluarganya sudah turun kendaraan, ketika sudah selesai semua, aku lalu membawa mobil ambulans ini ke tempat parkirnya, di sebelah UGD. 

Di saat-saat seperti inilah waktunya buat aku untuk beristirahat, setelah cukup lelah berkendara dengan kecepatan tinggi. Tugasku sudah selesai, hanya bisa berharap kalau pasien yang tadi aku antar bisa diselamatkan dan sembuh. 

Aku menunggu di satu ruangan yang biasanya dijadikan tempat untuk beristirahat pekerja rumah sakit, entah itu perawat, dokter, atau yang lainnya. Mereka juga sama seperti aku, butuh sekadar menghela napas ketika baru saja selesai bertugas. 

Dan benar, sekitar satu jam kemudian Doni masuk ke ruangan, perawat yang menjemput pasien denganku tadi.

“Gak tertolong Mas, pasien yang tadi meninggal.” Doni bilang begitu ketika baru masuk.

“Innalillahi,”

Sedih aku mendengarnya. 

“Tadi saya ngobrol sama anak-laki-lakinya, sepeninggal almarhum ayahnya sekarang hanya tinggal dia dan ibunya aja.” lanjut Doni. 

“Tinggal berdua? Kan masih ada Bapak dan adiknya yang ikut kita tadi, Don,” Ucapku sedikit protes.

“Mas Anto ini bagaimana sih, yang meninggal itu Bapaknya. Sedangkan adiknya sudah meninggal juga dua tahun yang lalu, sakit katanya.” 

“Kan tadi ada bapak-bapak di belakang bareng kamu Don, bareng pemuda laki-laki, Ibunya, dan adik perempuannya yang duduk di depan.”

“Mas, tadi itu, saya di belakang cuma bareng anak laki-laki pasien dan Ibunya aja, gak ada Bapak-Bapak.” Doni mulai agak tinggi nada bicaranya. 

“Trus Bapak yang duduk di paling belakang itu siapa? Berkumis, agak gemuk, rambut sedikit ikal.”

“Ah, Mas Anto halu nih, hehe. Yang digambarin itu kok mirip dengan pasien yang meninggal tadi. Beneran, Mas, saya tadi cuma bertiga di belakang mendampingi pasien.” 

“Trus, yang duduk di depan, sebelah saya siapa? Perempuan muda cantik.” tanyaku lagi. 

“Sepanjang jalan tadi, gak ada orang yang duduk di depan. Mas Anto duduk sendirian, kami semua di belakang, gak ada yang duduk di depan selain Mas Anto.”

Begitu Doni bilang, dan dia sama sekali gak bercanda.

Aku Anto, bekerja sebagai sopir ambulans di salah satu rumah sakit besar di Jakarta. Profesi ini sudah aku geluti sejak tahun 2009 lalu, sudah cukup lama. Awalnya, ini memang bukan jadi pekerjaan yang aku inginkan dan cita-citakan, 

sama seperti kebanyakan orang aku juga ingin bekerja kantoran, tetapi nasib menggariskan demikian, aku harus mengabdikan hidup sebagai sopir ambulans. 

Rumah sakit tempatku bekerja juga bukan rumah sakit kecil, termasuk cukup besar malah, bangunannya menjulang tinggi di jalan besar yang terletak di selatan Jakarta. 

Yayasan yang menaungi juga sangat menghargai pekerjanya, termasuk sopir sepertiku. Makanya, sudah 10 tahun lebih aku bertahan, karena memang betah. 

Dalam perjalanannya banyak pengalaman yang aku rasakan, pahit getirnya sudah aku alami, termasuk cukup banyak pengalaman menjurus seram, beberapa di antaranya sangat jauh di luar logika, gak masuk akal tapi kejadian 

Satu pengalaman janggal menjurus seram sudah aku ceritakan di awal tadi, ketika ambulans yang aku kemudikan membawa penumpang “gelap”, dua penumpang ternyata sudah meninggal. 

Seperti aku bilang tadi, banyak peristiwa yang sama sekali gak bisa diterima akal, susah untuk dipercaya, aku sendiri yang mengalaminya pun masih gak habis pikir, kok bisa semuanya terjadi 

Salah satu contohnya lagi, kejadian yang aku alami ketika baru beberapa minggu pekerja, satu peristiwa yang aku sangat ingat detailnya sampai sekarang. 

Waktu pertama kali masuk dulu, sebenarnya sudah ada satu sopir ambulans, tetapi karena ambulans yang dimiliki oleh rumah sakit lebih dari satu, maka sopir yang dibutuhkan juga harus lebih dari satu. Akhirnya, garis hidup menuntunku untuk masuk dan bekerja di rumah sakit ini. 

Ada satu ambulans yang berbeda, kalau ambulans lain adalah kendaraan baru dan modern, yang ini ukurannya lebih kecil dan usianya sudah cukup uzur, bisa dibilang merupakan ambulans tua yang sebentar lagi akan dipensiunkan, namun masih layak pakai. 

Bisa ditebak, akhirnya akulah yang ditugaskan untuk mengemudikan ambulans tua ini.

Kisah yang akan aku ceritakan adalah kejadian seram yang aku alami ketika mengendarainya, ambulans yang pasti sudah banyak cerita di belakangnya, saksi bisu banyak kisah sedih dan seram.

Pertengahan 2009, beberapa minggu aku baru mulai bekerja.

Semuanya berawal ketika aku ditugaskan untuk mengantar pasien menuju rumahnya di daerah Purwakarta, Jawa Barat. 

Entah apa alasannya waktu itu, gak banyak tanya aku langsung menjalankan tugas yang diberikan.

Masih lekat dalam ingatan, waktu itu hari kamis, aku harus menuju purwakarta pada sore menjelang malam, berbarengan dengan padat kendaraan karena jam pulang kantor. 

Benar saja, selepas maghrib aku terjebak dalam kemacetan jalan tol Jakarta Cikampek, volume kendaraan sangat tinggi gak mampu ditembus walaupun terang-terangan yang aku kemudikan adalah ambulans, kami tetap saja tersendat karena kendaraan lain seperti enggan untuk memberi jalan. 

Untung saja pasien yang aku antar pulang ini kondisinya gak kritis, jadinya agak berkurang bebanku berkendara. 

Singkat cerita, setelah menerobos padatnya jalan Jakarta Cikampek, sekitar jam 9 malam, kami sudah keluar tol dan mulai memasuki jalan biasa. 

Tadinya aku pikir setelah keluar tol gak akan lama lagi akan sampai tujuan, tapi salah. Ternyata kami masih harus menempuh sekitar satu jam lagi perjalanan ke arah Subang, cukup jauh. 

Tapi akhirnya perjalanan sampai di ujung juga, sekitar jam setengah sebelas kami sampai di rumah pasien.

Aku yang ditemani oleh satu orang perawat, Irawan, membantu pasien untuk turun dari ambulans bersama keluarganya. 

Lega rasanya ketika tugas sudah selesai ditunaikan.

Setelah kami diajak untuk makan dan minum terlebih dahulu, jam sebelas aku dan Irawan kembali pulang menuju Jakarta. 

JAGUARQQ SITUS DOMINO99 POKER ONLINE DAN BANDARQ ONLINE

“Mas Anto, saya nanti turun di terminal Purwakarta ya. Sudah dekat ke Bandung Mas, saya besok off dua hari, jadinya mau mudik aja sekalian, hehe.” 

Irawan bilang begitu ketika kami baru saja meninggalkan rumah pasien. Dia memang orang Bandung, orang tuanya tinggal di kota kembang, makanya memutuskan untuk sekalian pulang karena sudah sampai di Purwakarta yang lebih dekat ke Bandung. 

“Oh gitu, ya udah Mas. Sekalian mudik ya, tanggung udah di sini kan, Hehe.” Aku jawab begitu.

Begitulah, setelah Irawan turun nanti selebihnya aku akan berkendara sendirian menuju Jakarta. 

Benar adanya, setelah sampai di lampu merah perempatan Purwakarta Subang Bandung, Irawan turun, kami berpamitan.

Setelahnya aku terus melaju, masuk jalan tol menuju Jakarta.

Jalan tol, jam 12 tengah malam, sudah sangat lengang walau masih cukup banyak kendaraan yang melintas.

Ambulans aku pacu dengan kecepatan sedang, melihat situasi jalan yang gak terlalu ramai dan gak ada yang perlu aku kejar, jadinya kecepatan tinggi gak terlalu diperlukan. 

Ditambah, sadar kalau yang aku kendarai ini adalah kendaraan yang umurnya sudah gak muda lagi, dari pada nantinya terjadi kerusakan lebih baik aku menjalankannya dengan kecepatan normal, aman. 

Benar, awalnya aman, tapi ketika mulai memasuki sepertiga perjalanan sesuatu mulai terjadi. 

Sesekali aku merasakan kalau mobil seperti kehilangan tenaga, pedal gas yang aku injak tidak memberikan efek untuk melaju, tapi sebentar kemudian mesin kembali normal.

Hal ini berlangsung beberapa kali, aku jadi mulai was-was. 

“Kenapa sih nih mobil.” Bergumam aku sendirian.

Kemudian mulai berdoa, semoga mobil dapat terus melaju sampai nanti di tujuan.

Terus aku berdoa sepanjang jalan. 

Tapi ternyata takdir berkehendak lain, di kilometer 40 akhirnya mesin berhenti total. Untunglah aku masih sempat mengarahkan mobil ke bahu jalan sebelum mesin benar-benar mati.

Lewat tengah malam itu, aku terjebak di tengah jalan tol, dengan mobil mogok. 

Untungnya, aku masih termasuk orang yang mengerti tentang mesin kendaraan, jadinya masih percaya diri untuk memeriksa kerusakan kenapa sampai mesin mati.

Di pinggir jalan itu, aku coba mencari tahu sumber kerusakannya. 

Tapi aneh, entah sudah berapa kali aku memeriksa dan memperhatikan mesin mobil tapi gak melihat ada kerusakan, semuanya normal.

Sampai akhirnya menyerah, di titik ini aku coba menghubungi Pak Ruslan, beliau adalah sopir seniorku, dia juga yang sebelumnya mengendarai mobil ini. 

“Halo, Pak Ruslan, maaf mengganggu Pak, saya mau minta tolong.” Aku bilang begitu ketika percakapan sudah dimulai.”

“Iya, ada apa Nto?” Pak Ruslan menjawab di ujung telepon. 

Kemudian aku menceritakan semua yang sedang aku alami. Tapi, di tengah percakapan, Pak Ruslan mengeluarkan pertanyaan yang menurutku agak aneh.

“Nto, ini sampeyan lagi di mana?” Tanya Pak Ruslan dengan logat jawa kentalnya. 

“Saya lagi di pinggir jalan tol, Pak. emang kenapa?” Aku menjawab dengan pertanyaan.

“Kok saya dengan ada orang yang sedang berdoa ya, banyak orang. Atau kamu sedang dekat tempat ibadah?” 

“Gak ada, Pak. ini saya benar sedang di pinggir jalan tol, gak ada orang berdoa.”

Seperti itu percakapanku.

“Oh, gitu. Maaf, saya gak bisa bantu apa-apa. Lebih baik kamu tunggu mobil derek aja kalau memang mobil mogok total.” Begitu katanya. 

Ada orang berdoa? kok aneh? tapi ya sudahlah, aku mengabaikan omongan Pak Ruslan itu. 

Beliau juga gak bisa membantu. Gak ada jalan lain, aku akan menghubungi nomor darurat jalan tol.

Tapi sebelum menelepon, iseng aku mencoba memutar kunci mobil sekali lagi, mencoba menghidupkan mesin.

Sambil berdoa aku melakukannya.. 

Ternyata masih hidup! Menyala dengan normal, seperti gak pernah ada kerusakan sebelumnya.

Gak buang-buang waktu, aku langsung tancap gas.

Ah leganya..

Aku terus memacu mobil menuju rumah sakit, aku pacu dengan kecepatan cukup tinggi supaya cepat sampai.

Tapi ketika persis sebelum aku masuk ke tol JORR lingkar luar Jakarta, ponselku berdering. Ternyata istriku yang menelepon. 

“Halo, Papa di mana? Kok belum pulang juga?” Begitu istriku bilang.

“Masih di jalan, Ma. Tapi sebentar lagi sampe kok, ini udah di tol Jorr.” 

“Papa sama siap di mobil? Kok ada suara orang berdoa? Ada pasienkah?”

Aku kaget mendengarnya, karena istriku menanyakan hal yang sama dengan pertanyaan Pak Ruslan tadi. 

“Orang berdoa? Gak ada Ma ah, ini papa sendirian. Ya sudah, udah dulu ya, nanti papa langsung pulang begitu sampe rumah sakit.” 

Orang berdoa? Kok istriku dan Pak Ruslan bilang kalau mereka mendengar ada orang berdoa di dekatku, padahal aku benar sedang sendirian.  JaguarQQ

Ah, ya sudahlah, mungkin ada gangguan pada ponselku. Gak berpikir macam-macam, aku terus meluncur menembus lengangnya jalan tol. 

Hal aneh berikutnya terjadi ketika aku sedang melintas di depan terminal kampung rambutan, kira-kira setengah jam menuju rumah sakit. 

Tiba-tiba, sayup aku mendengar ada orang yang sedang berdoa..

Bukan satu, tapi beberapa orang. Awalnya aku pikir suaranya dari luar, tapi ternyata aku salah.

Suara orang berdoa itu asalnya dari dalam kendaraan, di bagian belakang mobil. 

Sontak bulu kudukku berdiri, aku merinding, suara doa itu semakin lama semakin jelas terdengar. 

Tadinya aku gak berani untuk melirik kaca spion, aku takut kalau-kalau ada pemandangan seram terlihat di belakang.

Sementara itu suara orang-orang itu semakin jelas terdengar.. 

Entah apa yang ada di pikiranku, akhirnya rasa penasaran memaksaku untuk melihat kaca spion, saat itulah aku melihat semuanya. 

Di belakang, aku melihat ada beberapa orang sedang duduk di kursi yang memanjang kanan kiri. Mereka semua berpakaian gelap, masing masing memegang buku yang bentuknya seperti kitab suci,  mereka seperti sedang berdoa sambil membaca “kitab suci” di tangannya.

Sementara di antara mereka, di tengah ada terbaring jenazah berbalut kain putih, menyerupai pocong. 

Walaupun hanya beberapa belas detik melihatnya, tapi tubuhku langsung lemas, shock, jantung berdegup kencang, aku ketakutan. 

Sepanjang sisa perjalanan, kaca spion aku arahkan ke atas, supaya gak bisa melihat lagi ke belakang.

Tapi tetap saja suara-suara bait doa masih terus terdengar, terus terdengar sampai aku tiba di rumah sakit. 

Sesampainya di lingkungan rumah sakit, aku langsung parkir, lalu turun dari kendaraan, lari menjauh.

Setelah cukup jauh, aku langsung terduduk lemas di depan pintu masuk UGD.

Selesai? Belum.. 

Dari kejauhan aku tetap bisa melihat ambulans terparkir dalam gelap. Setelah aku perhatikan benar-benar, ternyata ada pemandangan aneh. 

Aku melihat ada bayangan hitam turun satu persatu dari pintu belakang ambulans, kemudian mereka menghilang masuk ke salah satu gedung besar rumah sakit.


JaguarQQ

27 Mar 2021

Hotel Niagara Malang Kisah Mistis Paling Terkenal

JaguarQQ

 Beberapa hari belakangan, viral sebuah video yang direkam oleh seorang pengguna TikTok yang sedang berlibur di Malang dan menginap di hotel bernama Niagara. Sejak awal kedatangannya, video yang diunggah di akun dengan nama @fmpeg ini sudah merasakan keanehan. Seperti keadaan hotel yang sepi, tak ada pegawai sama sekali, serta merasa seolah ada yang memerhatikannya. Tak sampai 15 menit, @fmpeg memutuskan untuk meninggalkan hotel tersebut dan mencari penginapan lain.

Hotel Niagara yang berlokasi di Malang ini memang benar-benar menyimpan misteri dan terkesan horor. Pada tahun 2018 lalu, tim PM:AM IDNTimes pernah membuat video untuk mengeksplorasi hotel tersebut. Dari hasil video mereka, berikut ini sejarah kisah mistis tentang Hotel Niagara, bangunan angker di Kota Malang.  BandarQ Online

Sejarah Hotel Niagara

Hotal Niagara berdiri sejak tahun 1900-an dan merupakan rancangan arsitek asal Brazil, bernama Fritz Joseph Pinedo. Sejak dirancang, hingga selesai, bangunan tersebut membutuhkan waktu 15 tahun untuk proses pembangunannya.

Setelah jadi, bangunan bergaya Eropa, Brazil dan Tionghoa ini digunakan sebagai vila oleh pemiliknya yang berasal dari Tiongkok, Liem Sian Joe. Di awal tahun 1900-an, vila menjadi bangunan yang banyak didirikan di Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, karena udaranya yang sejuk.

Di tahun 1920, Liem Sian Joe memutuskan untuk pindah ke Belanda dan menyerahkan vila tersebut ke ahli waris mereka. Sayangnya, oleh sang ahli waris, bangunan tersebut dibiarkan tak terawat. Sampai akhirnya sekitar tahun 1940-an, vila tersebut dihuni oleh beberapa keluarga yang tak jelas asal-usulnya.

Baru pada tahun 1960, ahli waris Liem Sian Joe menjual bangunan ini kepada pengusaha kaya asal Surabaya bernama Ong Kie Tjai. Oleh Ong Kie Tjai, vila tersebut direnovasi dan difungsikan sebagai hotel dengan nama Hotel Niagara pada tahun 1964.

Melihat sejarah Hotel Niagara yang kerap berganti pemilik dan sempat terbengkalai begitu saja, tak heran jika banyak kisah mistis di baliknya. Apa saja kisah mistis Hotel Niagara ini?

1. Manusia berlumuran darah di lantai bawah tanah

Cerita mistis pertama datang dari lantai bawah tanah Hotel Niagara. Ruang bawah tanah hotel tersebut dipercaya pernah digunakan sebagai lokasi pemakaman korban pembantaian di masa kolonial. Beberapa orang mengaku pernah melihat penampakan badan manusia yang berlumuran darah.

JAGUARQQ SITUS DOMINO99 POKER ONLINE DAN BANDARQ ONLINE

2. Three Beautiful Ghosts di lantai tiga

Selanjutnya dan paling terkenal, adanya hantu tiga noni Belanda berparas cantik yang menghuni lantai tiga Hotel Niagara. Beberapa pengunjung mengaku pernah melihat noni cantik dengan pakaian khas zaman kolonial. Karena penampakan itu, banyak pengunjung yang menjulukinya dengan sebutan Three Beautiful Ghosts.

3. Gadis yang berubah menjadi sosok perempuan tua yang mengerikan di atap

Selanjutnya di bagian atap Hotel Niagara. Meski menghadirkan pemandangan Kabupaten Malang yang indah, atap Hotel Niagara tak luput dari kisah mistis. Di masa lalu, ada seorang perempuan keturunan Belanda yang nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri, di salah satu kamar di lantai 4. Ia melakukan hal itu karena cemburu suaminya berselingkuh dengan perempuan lain.

Konon, arwahnya masih ada di bangunan tersebut dan berkeliaran di lantai 4 dan atap. Beberapa pengunjung mengaku pernah melihat sosok perempuan di atap dan lantai 4. Saat didekati, sosok itu berubah menjadi perempuan tua dengan wajah yang mengerikan.

4. Dilarang menggunakan kamar mandi luar mulai tengah malam

Ada satu peraturan yang wajib kamu patuhi saat akan menginap di Hotel Niagara. Yakni, pengunjung dilarang menggunakan kamar mandi luar di lantai tiga, mulai dari tengah malam, hingga dini hari.   JaguarQQ

Banyak yang percaya, bahwa jika kita menggunakan kamar mandi tersebut pada tengah malam, kita akan mendengar suara tangisan anak kecil yang memiliki wajah yang menyeramkan. Versi lain menyebutkan, anak kecil yang menangis tersebut tidak memiliki wajah yang menyeramkan. Namun, ia memiliki posisi kepala yang terbalik.

5. Kamar khusus untuk makhluk halus

Beberapa kamar di Hotel Niagara sengaja ditutup permamen dan nggak boleh disewa oleh pengunjung. Ada satu kamar yang memang nggak disewakan kepada pengunjung karena konon kamar tersebut hanya disewakan khusus untuk makhluk halus.

Sampai saat ini, Hotel Niagara masih beroperasi seperti biasa. Bahkan harga sewanya mulai dari Rp100 ribu per malam. Kamu berani untuk menginap di hotel ini?


JaguarQQ

21 Mar 2021

Guling

JaguarQQ

 "Ahahaha, iya benar benar!” seru ku senang. Aku sedang menelepon temanku, Pia. Kami mulai menelepon saat jam sebelas malam.

Aku melirik jam dinding di kamar kost ku, sudah jam satu lewat. Terkadang, gibah bagi wanita itu menyenangkan, sehingga membuat lupa waktu. Aku teringat akan mata kuliah pagiku besok.

“Pi, udahan dulu, yuk. Aku ada matkul besok pagi, diajar nya sama Pak Yos pula. Kalo telat, mampus aku,” ucap ku. Pia mengiyakan ku, seolah mengerti betapa galaknya dosen ku pagi besok.

“Yaudah, dadah Pia Pia. Guling ku sudah mau ngajak ngapel nih,” canda ku. Pia tertawa. “Hati hati dengan ucapan mu,” ledek Pia.  BandarQ Online

Setelah mengucapkan ‘dadah’ berkali kali, akhir nya sambungan telepon putus. Aku membaringkan tubuhku di kasur dan menarik selimut hingga dada.

Aku membuka ponsel, ingin bermain sebentar dengan benda pipih itu sebelum akhirnya rasa kantuk menyerang mataku.

Aku bergelung dibawah selimut, memeluk guling empuk yang menemaniku selama aku tinggal di kost ini. Perlahan aku memejamkan mata, mulai membuka kilas kilas mimpi dialam bawah sadarku.

Eh?

Bau apa ini?

Aku mengendus, mencium bau pandan yang menyeruak hebat di dalam kamarku. Sejak kapan ada pandan di kamar ku?

Aku dengan malas membuka mata. Aih, bau ini begitu menyengat, menganggu pernapasan ku.

Aku duduk ditepi kasur dengan gontai, berniat untuk minum air. Seteguk, dua teguk. Aku menaruh gelas setelah meneguk air yang ke empat.

Aku kembali ke kasur, lalu mencoba tidur, lagi. Bau pandan itu semakin parah. Seolah bau itu berada di dekatku.

Aku menutup hidung dengan gulingku, tetap positif thinking bahwa bau pandan itu dari musang pandan yang mungkin ada diatap. Besok aku harus menyuruh Mang Usep memeriksa atap.

JAGUARQQ SITUS DOMINO99 POKER ONLINE DAN BANDARQ ONLINE

Percuma, gulingku yang wangi bahkan tak mampu mengalahkan bau bau tidak sedap ini. Aku mendengus kesal, ingin tidur pun susah banget.

“Bau banget sih, bikin mual aja,” decakku kesal. Musang nya ada berapa sih? Satu? Dua? Kenapa bau sekali?

Aku hendak memejamkan mata lagi saat aku merasakan bulu kudukku meremang. Pikiranku mulai kalut, tidak tenang. Astaga, berpikir positif, Dira. Berpikir positif.

Hawa dingin menusuk leherku. Seakan belum cukup membuatku ketakutan, aku merasakan sesuatu memeperhatikan ku dari jauh.

Aku berusaha bodo amat dan menutup seluruh tubuh ku dengan selimut. Aku seakan ingin mati dari dunia ini ketika selimutku ditarik paksa dan melihat sosok tinggi seperti guling yang tersenyum lebar, memperlihatkan mata bolong, wajah berdarah, bernanah, dan belatung dimana mana.  JaguarQQ

Sosok itu tersenyum begitu lebar, seolah merobek wajahnya sendiri. Aku yakin aku pingsan setelah sosok itu mengucapkan kalimat yang tidak akan pernah aku lupakan.

“Aku nungguin dari tadi loh, kita kan mau jalan.”


JaguarQQ