27 Jun 2020

Satpam Sekolah

JaguarQQ


Aku masih berkutat dengan jahitan boneka di tanganku. Masih banyak yang harus dijahit sementara tugas ini harus dikumpulkan lusa. Sebenarnya tugas ini dilakukan secara berkelompok tapi temanku yang lain sedang sholat dhuhur di bawah. SD tempatku bersekolah memang sekolah islam.
Mendapat menstruasi saat masih kelas 4 SD membuatku harus rela di kelas sendirian saat waktu sholat. Makanya aku mengisi waktu dengan mengerjakan jahitan. Apalagi kelasku berada di lantai 2 yang cukup sepi.   
Tap.. tap.. tap..

Perhatianku teralihkan saat ada suara langkah kaki, diikuti dengan suara gemerincing kunci. Aku menoleh ke sekeliling tidak ada siapapun disini. Aku meninggalkan boneka yang telah selesai dijahit di atas meja. Rasa penasaran membuatku mendekati asal suara yang masih terus terdengar.
 Angin dingin menyambutku ketika membuka pintu kelas. bandarq online 
Dari ujung lorong satpam sekolahku. Pak Yo. Berjalan ke arahku. Beliau memakai topi menutupi sebagian wajahnya. Cara jalannya yang tertatih membuatku mendekat untuk membantu. Tapi pak Yo melambaikan tangannya menolak bantuanku.
"Kenapa pak kakinya?"
 Pak Yo hanya menggeleng dan tersenyum samar ke arahku, kemudian berjalan melewatiku. Bau harum melati tercium saat pak Yo lewat.
 Aku terus memperhatikan pak Yo hingga hilang di turunan tangga. Bau melati seketika hilang.

"Ning, bonekanya sudah selesai belum?" Devi menepuk bahuku dari belakang.
"Sudah kok. Tinggal nempel hiasannya." Aku menunjuk boneka yang sudah selesai di meja.
"Ayo sini aku bantuin. Bentar lagi yang lain nyusul kok."
"Oh iya."
 Aku kembali berkutat dengan boneka dan melupakan kejadian tadi.


 Setelah seminggu akhirnya menstruasiku sudah selesai. Aku bisa ikut sholat berjamaah lagi. Aku memilih barisan sholat paling belakang karena tidak terlalu berhimpitan. 
 Pak Yo selalu menjadi imam sholat berjamah.
Tunggu... Aku jadi teringat akan sesuatu.
Jika pak Yo selalu menjadi imam sholat. Lalu siapa yang bertemu denganku di lantai 2 kemarin?

Hanya ini yang aku ingat saat masa SD. Mungkin aku sudah mendapat gangguan dari mereka tapi aku sendiri tidak menyadari kehadiran mereka.   jaguarqq
Beberapa temanku pernah mengaku melihatku menjadi dua, yang satu ada di belakangku dan berwajah pucat. Aku hanya menganggap hal itu sebagai lelucon dari teman-temanku yang iseng karena aku tidak pernah melihatnya.


JaguarQQ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar