
Bagian dari Budaya Kalimantan Barat
Legenda Rakyat Penghuni Pesisir Sungai Kapuas
Kecelakaan transportasi seringkali terjadi di air, darat, ataupu udara. Beberapa kecelakaan yang terjadi, terkadang tidak bisa dijelaskan secara logika. Salah satunya kejadian bus yang tiba-tiba tersesat pada tahun 2017, di tengah hutan jati yang berada di Kalimodang, Kabupaten Blora. Bus Garuda Mas dengan rute Jakarta-Blora tiba-tiba masuk ke dalam hutan jati. Berbagai spekulasi cerita mistik beredar di kalangan masyarakat terkait kecelakaan bus misterius tersebut. Masyarakat, bahkan supir bus sendiri juga tidak mengetahui persis bagaimana kronologi kejadiannya. Kecelakaan mistis tersebut menyebabkan sopir bus mengalami patah tulang. Kecelakaan di udara juga telah sering terjadi dan sebagian diantaranya memiliki kisah-kisah mistis yang hingga sekarang masih menjadi tanda tanya besar. BandarQ Online
Seperti di daerah Kalimantan Barat juga pernah terjadi tragedi kecelakaan mistis yang dikaitkan dengan makhluk misterius yang menetap di Sungai Kapuas, Puaka (puake). Kapal dari pelabuhan Senghie menuju Ketapang yang karam dikaitkan dengan adanya puake yang konon menjadi penunggu Sungai Kapuas. Para sejarawan dan juga budayawan mengatakan puake berasal dari bahasa Melayu yang berarti besar atau raksasa. Keberadaan puake sebagai makhluk penunggu Sungai Kapuas dipercayai telah ada sejak zaman nenek moyang bangsa Indonesia. Beberapa orang meyakini puake merupakan makhluk yang sama sekali tidak mengganggu manusia, tetapi sebagian orang juga mempercayai bahwa puake bisa saja meminta tumbal di waktu-waktu tertentu.
Masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai daerah Kalimantan meyakini ada berbagai jenis puake, diantaranya puake buaya putih (sarassa), puake tapah, dan puake biukur yang berwujud kura-kura raksasa. Beberapa diantaranya yang paling sering diceritakan adalah puake buaya putih dan puake berbentuk ular besar. Contohnya, masyarakat Kampung Bansir Laut di Pontianak mempercayai puake yang menyerupai buaya. Masyarakat sekitar menyebut buaya penjaga tersebut sebagai kembaran dari Mak Tua yang sudah meninggal. Konon, puake buaya sering muncul di saat orang-orang sekitar Sungai Kapuas mengadakan acara pernikahan dan acara meriam karbit saat malam takbiran. Alasan lain kemunculan makhluk penjaga Sungai Kapuas tersebut juga dipercaya sebagai tanda mengingatkan masyarakat untuk mengadakan ritual “buang-buang”, seperti minyak, telur ayam kampung, benang, paku dan beras kuning. Sementara, sebagian masyarakat Pontianak meyakini puake berwujud ular besar yang kepalanya di muara sungai dan ekornya berada di hulu sungai. JaguarQQ
Hingga sekarang tidak ada yang tahu persis bagaimana wujud puake sebenarnya. Ada yang mempercayai puake ialah hewan biasa yang berukuran raksasa dan selalu bersembunyi. Karena tempat persembunyiannya di air yang dalam, maka tidak ada yang bisa menemukannya. Ada juga yang mengatakan puake adalah hewan besar yang hidupnya terlalu lama di suatu tempat, sehingga mereka dikendalikan jin atau makhluk halus. Karena itu, puake menjadi semacam siluman dan tidak bisa dilihat secara kasatmata. Memang sulit untuk membuktikan eksistensi puake di Sungai Kapuas ini, apalagi tidak ada sumber pasti yang dapat menjelaskannya secara detail. Satu-satunya legenda puake Sungai Kapuas tersebut masih ada diceritakan secara turun-temurun oleh masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Kapuas dan masyarakat Kalimantan pada umumnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar