
Anton duduk bersila di lantai, matanya fokus mendengar sang paman yang bercerita tentang pengalaman orang terdekatnya yang hampir dijadikan tumbal pesugihan. Rasanya semua orang akan penasaran dan ketagihan saat mendengar cerita horor bukan? Nah begitu juga Anton, saking fokusnya ia tidak sadar mulutnya menganga beberapa centi sebelum akhirnya sang ayah menutup pelan dengan satu tangannya. BandarQ Online
Pamannya yang bernama Gendis ini melanjutnya cerita, kira-kira jika diulang seperti ini,
Jadi belum lama ini ada temannya yang memang dikenal sebagai orang terkaya di daerah Depok, rumahnya luas, tanah tersebar dimana-mana bahkan jika ke rumah orang tersebut setiap tetangga akan rela berlama-lama karena orangnya sangat baik, jika ada tamu selalu dijamu dengan makanan yang enak. Sosok yang dipanggil Somad ini juga dikenal dermawan kepada anak yatim.
Setiap hari ia meluangkan waktu untuk mengadakan syukuran kecil-kecilan di rumahnya. Somad tidak pandang bulu, siapa saja bisa datang saat itu untuk diajak makan bersama. Namun yang namanya usaha, agaknya tidak semua akan berjalan mulus.
Diketahui salah satu usaha yang ia rintis mulai bangkrut karena ada pegawai yang tidak amanah, hal tersebut perlahan-lahan membuat mobil mewah yang ia koleksi satu per satu dijual, cabang toko bangunannya mulai tutup di berbagai daerah bahkan rumah mewah yang ia miliki tidak bisa diselamatkan lagi. Ungkapan manusia tidak selamanya ada di atas mungkin cocok disematkan kepada Somad kali ini.
JAGUARQQ SITUS DOMINO99 POKER ONLINE DAN BANDARQ ONLINE
Singkat cerita, setelah keterpurukannya tersebut Somad sekeluarga hidup pas-pasan bahkan serba kekurangan, maklum saja saat itu Somad bukan lulusan SMA apalagi sarjana dari perguruan tinggi. Ia hanya mengenyam pendidikan sampai SD itu pun tidak lulus, perihal usahanya dulu ia jalani dengan modal tekad dan otodidak.
Sekarang ia hanya menjadi pengangguran serabutan jika ada panggilan berarti ia dapat kerja namun jika tidak, ia sekeluarga harus rela menahan lapar. Tetapi karena rekam jejaknya sudah baik di mata tetangga. Jadi orang kampung pun tak segan untuk memberikan sesuatu berupa makanan atau uang selembar dua lembar kepada Somad dan keluarga.
Sampai hari itu, kejadian yang tidak diduga menimpa Somad. Tentu sebagai manusia Somad tak selamanya berpikiran positif, kadang ia menyesali mengapa dirinya jadi seperti ini, apa yang sudah ia lakukan sampai diberi cobaan yang begitu besarnya.
Selama perjalanan pulang ke rumah Somad mengeluh tentang nasibnya sekarang, sesekali ia berpikir jika tuhan tidak adil dan merasa apa yang dia lakukan di dunia serba salah. Hingga tiba-tiba ada seorang kakek berpakaian serba hitam dengan blankon batik coklat di kepala dan keris yang disematkan di belakang punggung. Sang kakek tadi menepuk pelan pundak Somad.
“Saya tahu apa yang kamu pikirkan, dulu saya juga ada di posisi kamu,” ucapnya dengan lirih
Somad kebingungan, pasalnya ia tidak tahu dari mana si kakek berasal tiba-tiba sudah ada di belakangnya dan tahu apa kakek ini tentang pikiran yang ada di kepala Somad. Dengan perlahan Somad melepaskan tangan kakek dari pundaknya.
“Jika kamu mau, saya bisa antarkan kamu ke orang sakti yang bisa membalikkan keadaan kamu seperti dulu,” lanjutnya kembali
“Maaf kek, saya tidak butuh orang sakti. Di zaman seperti ini mustahil untuk mengandalkan orang sesat,” ucapnya dengan tegas.
Namun entah mengapa setelah melihat tatapan si kakek tadi, Somad malah mengiyakan dan mengikuti kemana perginya si kakek. JaguarQQ
Sampai akhirnya ia sudah berada di sebuah tempat yang di kelilingi dengan pohon pinus. Di depannya sudah ada rumah dari anyaman bambu atau bisa dibilang gubuk. Ia diperintahkan untuk masuk ke dalam rumah itu oleh si kakek.
Di dalam ia melihat seseorang yang tidak asing baginya dengan janggut berwarna putih. Orang tersebut mempersilahkan Somad untuk duduk di depan meja panjang warna hitam. Setelah itu dia mulai berbicara dengan Somad.
“Saya tahu apa yang kamu rasakan, lihatlah di sekeliling kamu ada orang yang sedang bertapa untuk pesugihan, dan mereka mempunyai tujuan yang sama, yakni ingin mengubah hidupnya menjadi lebih baik”
Somad melihat ke arah kanan- kiri memang ada yang bertapa, jumlahnya ada 6 orang.
Sontak Somad kaget, karena tidak memunyai keinginan untuk melakukan pesugihan seperti mereka, apalagi dengan cara bersekutu dengan setan. Tanpa sadar, Somad mengucapkan perkataan yang memanggil tuhan.
“Ya Allah, tolong saya ampuni dosa hambamu ini”
Setelah dia bicara seperti itu, tiba-tiba saja pandangannya gelap. Saat ia membuka mata rumah yang ia kunjungi tadi sudah tidak ada. Sekarang hanya dia seorang diri yang berdiri di tengah hutan malam-malam dengan pepohonan rindang yang mengelilingi.
Karena takut, Somad berlari sekencang mungkin, dadanya berdegup kencang, keringat mengucur di seleuruh tubuh hingga ia tak menyadari kakinya berdarah karena batu dan ranting yang ia terjang.
Sampai akhirnya Somad bisa melihat pemukiman warga dan diselamatkan dari kejadian mengenaskan tersebut. Salah seorang warga yang menolongnya mengizinkan Somad untuk menginap di rumahnya.
Warga itu juga berkata, jika Somad beruntung karena telah selamat dari jeratan pesugihan yang mengandalkan setan untuk memberi kekayaan, karena kalau tidak setiap pesugihan pasti selalu membutuhkan tumbal sebagai persyaratan dan mereka mengincar manusia-manusia lemah iman untuk dijadikan pengikutnya kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar