18 Jul 2021

Di Ujung Kamar Mandi Dia Melihatku

JaguarQQ

 Aku Risman, asal Purwokerto, pernah kuliah di Jogja.

Mulai kuliah tahun 2007 hingga akhirnya lulus pada tahun 2011. Dalam rentang waktu itu aku tiga kali pindah kost, jadi ada tiga tempat yang jadi tempat tinggal selama kuliah. 

Kenapa harus pindah kost sampai tiga kali? Ya memang ada alasan tertentu. 

Semasa kuliah itu, kendala ekonomi mengharuskanku untuk tinggal di kost yang sederhana dan seadanya, aku gak mampu kalau mau kost di tempat bagus dan mahal, gak ada uangnya.   BandarQ Online

Seperti yang banyak teman lain mungkin alami, tempat kost pertama pasti hanya sementara, gak pernah lama, karena kost pertama biasanya “Yang penting ada tempat buat tidur dulu..” atau “Sementara, sambil nyari yang lebih bagus..”, begitu kan? Ya sama, aku juga begitu. 

Tapi, walaupun kere, aku juga punya keinginan untuk tinggal di kost yang nyaman, gak gembel-gembel amatlah. Dengan pikiran seperti itu, setelah tersiksa dengan keadaan di tempat pertama, akhirnya aku dapat kost yang lebih mendingan. 

Tempat kost kedua ini di daerah Kaliurang. Kost murah dan sederhana namun bersih dan cukup nyaman. Bentuknya rumah bertingkat memanjang ke belakang, isinya ada sekitar 15 kamar saling berhadapan. 

Semua kamar hanya terisi meja dan tempat tidur.

Kamar mandinya di mana?

Ada empat kamar mandi berukuran sedang yang letaknya di paling belakang bangunan, semuanya masih mengandalkan bak air dan gayung, gak ada shower pancuran.

Gambarannya seperti itu kira-kira. 

Namanya juga kost sederhana dan murah, jangan harap suasananya cerah terang benderang, kost ini kelihatan sedikit kusam dan temaram di kala malam.

Begitu juga dengan kamar mandinya.. 

Seperti yang sudah aku bilang tadi, kamar mandinya gak kecil, masing-masing berukuran sekitar 3x3 meter, dengan bak air di dalamnya.   JAGUARQQ SITUS DOMINO99 POKER ONLINE DAN BANDARQ ONLINE

Empat kamar mandi berjajar dari kiri ke kanan, penerangan di dalam hanya dari lampu lima watt, sama sekali gak terang, kalau kata teman-temanku “Yang penting masih kelihatan, aman”, begitu.

Ya sudah, namanya juga terkendala budget, aku harus terima. 

~~Oh iya, satu lagi, bak air di kamar mandi warnanya gelap, bukan karena jarang dibersihkan, tapi memang dicat warna gelap, jadi airnya kelihatan gelap juga, padahal sebenarnya bersih. Kenapa aku cerita tentang bak ini? Karena nanti ada kisah tersendiri.~~ 

Lalu waktu pun berjalan, menjalani hari tinggal di tempat kost itu.

Awalnya gak pernah merasa ada keanehan atau kejanggalan apa pun juga, walaupun beberapa kali merasakan keanehan khususnya di kamar mandi, tapi aku gak pernah memikirkannya lebih jauh, belum. 

Aku termasuk orang yang penakut, parnoan, jadi kalau sekiranya sedang merasa ada yang aneh atau menyeramkan, akan berusaha keras untuk mangabaikan dan mengalihkan pikiran ke hal lain, gak mau tenggelam dalam ketakutan karena over thinking. 

Di kost ini, awalnya sudah beberapa kali mengalami kejadian yang agak sedikit mengganggu, tapi masih belum masuk ke tahap menyeramkan jadi aku masih bisa dengan mudah mengabaikan. 

Seperti contohnya begini, katika sedang mandi tiba-tiba lampu kamar mandi mati, tentu saja jadi gelap. Itu terjadi ketika awal-awal aku tinggal di situ, jadi kemungkinannya teramat kecil kalo ada teman kost yang jail mematikan lampu, 

gak mungkin, karena waktu itu kami belum terlalu akrab. Lalu beberapa belas detik kemudian, lampunya menyala lagi. Kejadian seperti ini beberapa kali terjadi. 

Contoh lagi, pada suatu hari, ketika sedang mengguyur badan menggunakan gayung, ketika sedang “Byuuurr”, tiba-tiba aku mendengar suara orang yang berdehem, “Eheem”, seperti itu.

Kaget? Iyalah, karena kedengarannya bukan dari luar, tapi dari dalam. 

Makanya, kalau kita mandi pakai gayung, mata selalu terpejam ketika sedang mengguyur air dari atas kepala kan? Nah, aku takut kalau ketika buka mata setelah terpejam, tiba-tiba ada wajah seram di hadapan, wajah pemilik suara “Ehem” itu tadi. Menyeramkan.. 

Kejadian-kejadian aneh dan janggal itu, seiring berjalannya waktu tarafnya semakin meningkat, perlahan sedikit demi sedikit makin lama makin menyeramkan. 

Di awal tadi aku sempat membahas tentang bak air, bak air permanen yang dicat warna gelap, karena itulah makanya aku gak bisa melihat dasar bak dengan jelas.

Pada suatu hari, aku pulang malam, lelah letih kurasa setelah bergelut dengan perkuliahan seharian. 

Seperti biasa, setelah sampai kamar, rebahan sebentar, lalu aku berniat untuk mandi.

Gayung berisi perlengkapan sudah di tangan, handuk melingkar di leher, sekitar jam 10 aku melangkah ke kamar mandi.  JaguarQQ

Untuk sampai, aku harus melewati lima kamar, karena kamarku letaknya berada di tengah.

Dan sepertinya penghuni kost yang lain sudah tidur atau malah belum pulang, karena gak ada kehidupan sama sekali, sepi aja. 

Ketika sudah sampai di deretan kamar mandi, aku memilih yang kedua dari kiri, lalu masuk ke dalamnya.

Gak ada yang aneh, aku kemudian mendi seperti biasanya, jebur-jebur. 

Sampai akhirnya ketika hendak melakukan siraman untuk membasuh busa sabun di badan, sesuatu terjadi.

Bak air, memiliki kedalaman sekitar satu meter, waktu itu airnya dalam keadaan penuh. 

Nah, ketika sedang mengambil air, aku merasa ada sesuatu dalam bak yang menyentuh gayung, sepertinya gayung yang sedang aku pegang ini membentur sesuatu, aku merasa seperti itu.

Aku yakin itu,

Lalu gayungku itu membentur apa?

Sama, aku pun penasaran. 

Karena penasaran itulah, aku lalu mendekatkan wajah ke permukaan air dengan tujuan untuk melihat ke dalam bak, ada apa sih di dalam?.

Nah, bak yang dicat warna gelap ini tentu saja membuatku harus sedikit bekerja keras menajamkan penglihatan, ditambah lampu yang hanya lima watt. 

Ketika permukaan air sudah tenang gak bergelombang lagi, ditambah dengan mata yang sudah terbiasa dan fokus, akhirnya aku melihat sesuatu. 

Di dalam bak, melihat ada wajah, sekilas aku melihatnya itu adalah wajah laki-laki yang sama sekali gak aku kenal. 

Awalnya masih gak yakin, lalu terus menatapnya, coba memastikan lagi.

Ternyata benar, itu wajah laki-laki, ada kepala di dalam bak air. Beberapa detik kemudian aku langsung lari ke luar, ketika melihat wajah itu akhirnya tersenyum.

Sungguh sangat menyeramkan. 

Peristiwa berikutnya lebih menyeramkan lagi, terjadi sekitar enam bulan aku sudah tinggal di situ. 

Awalnya, aku dengar kabar kalau salah satu penghuni kost ada yang sakit sudah hampir satu bulan lamanya. Teman yang sakit ini akhirnya pulang ke rumah orang tua, sampai nanti benar-benar sembuh. 

Aku yang gak terlalu akrab dengan teman yang sakit ini, mendengar selentingan kabar dari penghuni lain tentang penyebab dia bisa sakit lama seperti itu, katanya dia sakit karna shock.

Shock kenapa? 

Katanya, sebelum sakit, dia melihat pocong di dalam kamar mandi. Pocong itu berdiri di belakang ketika dia sedang buang air.

“Itu cerita benar Man, ketika terjadi aku sedang ada di sini, kamu malah gak ada.” Begitu kata Ansar, tetangga kost sebelah kanan. 

Kalo memang seperti itu, kok ya seram sekali, aku berpikir begitu, lalu hanya bisa berharap semoga aku gak akan mengalami hal yang sama.

Tapi ya harapan tinggal harapan.. 

Pada suatu hari beberapa minggu kemudian, aku pulang larut malam, sekitar jam sebelas sampai di tempat kost. 

Seperti biasa, setelah rebahan sebentar aku langsung ke kamar mandi. Karena sudah larut, waktu itu kost sudah sepi, gak ada kedengaran aktivitas penghuni.

Awalnya malas, tapi kok badan terasa lengket, akhirnya aku putuskan untuk mandi. 

Ketika sudah di depan kamar mandi, aku memilih yang paling ujung, karena yang lain pintunya tertutup seperti ada isinya. 

Setelah di dalam, aku lalu mulai mandi. Normal, gak ada kejadian aneh, walau sedikit deg-degan mengingat sudah banyak peristiwa seram yang terjadi, apa lagi ini sudah nyaris tengah malam. 

Singkatnya, mandi hampir selesai, hanya tinggal mengeringkan badan dengan handuk.

Aku handukan menghadap pintu. Di pintu kamar mandi menempel cermin bundar seukuran wajah, cermin yang sering ada di dalam kamar mandi pada umumnya. 

Aku membasuh seluruh bagian tubuh termasuk kepala dan wajah. Ketika sedang mengeringkan kepala ini, sudah pasti aku gak bisa melihat apa-apa karena pandangan tertutup handuk. 

Ketika selesai, ketika pandangan akhirnya bisa bebas gak lagi terhalang handuk, aku melihat cermin di hadapan, cermin yang menempel di pintu. 

Terhenyak, jantungku berhenti berdetak, ketika melihat pocong dari pantulan cermin.

Pocong itu berdiri di belakangku, walaupun hanya bisa melihat wajah dan kepalanya saja, tapi tetap sangat menakutkan.

Kemudian, lagi-lagi aku langsung lari terbirit-birit ke luar kamar mandi. 

Ternyata benar cerita yang beredar selama ini, suka ada pocong di kamar mandi, pada malam itu aku melihatnya sendiri.


JaguarQQ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar