
Cerita horor ini berawal dari kisah liburan saya bersama teman-teman beberapa waktu lalu. Saat itu saya dan teman berencana pergi ke sebuah pantai selatan Jawa yang masih belum diketahui banyak orang. Tempatnya yang belum populer membuat pantai tersebut tidak mempunyai banyak penginapan. Setelah mencari-cari, kami menemukan papan penunjuk yang bertuliskan, “Hotel Melati”. Wah, ternyata ada hotel di kota ini
Sekilas hotel tersebut tidak berbeda dengan motel atau penginapan murah. Bangunannya pun tidak terlalu tua, meski cat dindingnya agak kusam karena tidak pernah dicat ulang. Uniknya lagi, hotel tersebut tidak memiliki resepsionis, melainkan seorang ibu muda yang datang pagi dan pulang malam untuk menyambut tamu-tamu. Ia pun mengatakan kalau tidak ada staf yang menginap di hotel, karena staf bersih-bersih pun hanya datang di pagi hari dan pulang di hari yang sama. BandarQ Online
Namun, karena saya bersama teman-teman yang totalnya berjumlah 6 orang, kami pun tidak begitu merasa takut menginap di hotel tersebut tanpa penjaga hotel. Bahkan untuk menghemat biaya hotel, kami memutuskan menginap sekaligus di satu kamar yang sama, dengan memesan banyak ekstra bed.
Tidak ada perasaan ngeri atau aneh saat masuk ke hotel tersebut. Hotel tersebut sederhana dan cukup kecil--hanya sekitar 10 kamar--dengan desain 2 lantai. Di setiap kamar sudah disediakan kamar mandi kecil dengan tipe shower.
Karena sedang berlibur, tentunya kami tidak langsung tidur. Selain ngobrol ngalor-ngidul, salah satu teman mulai punya ide untuk bercerita horor. Di tengah-tengah cerita horor itulah salah satu teman saya--sebut saja namanya Dani--izin ke toilet. Mungkin karena begitu larut dengan cerita-cerita horor dari teman lainnya, saya tidak memerhatikan kalau Dani menghabiskan waktu yang lama di toilet. Setelah kira-kira 2 jam di dalam toilet, ia pun baru keluar.
Ketika kami bertanya, mengapa ia menghabiskan banyak waktu di dalam toilet, Dani hanya menjawab kalau ia melihat penghuni kamar lain dari jendela kamar mandi. Ia melihat seorang bapak sedang berdiri di jendela. Namun, selama dua jam bapak tersebut hanya berdiri menyamping di jendela tanpa bergerak. Dani yang melihatnya pun merasakan hal yang tak enak tapi tidak bisa melepaskan pandangannya dari bapak tersebut.
Saya tidak menaruh perhatian besar pada cerita Dani, karena saya tak yakin ia mengatakan hal yang sesungguhnya. Bisa saja ia menelepon pacarnya di toilet, tanpa mau ketahuan oleh kami. Namun, seusai Dani bercerita, giliran saya yang memakai toilet dan jujur saja, suasana toilet tersebut membuat perasaan saya tak enak. Entah mengapa, tapi mata saya langsung melihat keluar jendela kamar mandi dan melihat kamar seberang yang menurut Dani, ada seorang bapak-bapak berdiri di jendela kamar tersebut.
Saya tidak melihat seorang pun dan jendela kamar sebelah gelap sekali, pertanda penghuni kamar sudah mematikan lampu dan tidur. JAGUARQQ SITUS DOMINO99 POKER ONLINE DAN BANDARQ ONLINE
Keanehan justru dialami oleh kami semua keesokan harinya. Saat itu saya sedang mengantre untuk mandi. Ketika tiba giliran saya, saya pun masuk ke dalam kamar mandi dan menyalakan shower. Anehnya, saat shower dinyalakan saya tiba-tiba mendengar suara orang memanggil nama saya. Tak hanya memanggil nama saya, saya juga mendengar suara itu menyanyikan lagu jawa.
Berpikir kalau teman-teman sedang mengerjai saya, shower pun saya matikan dan saya berteriak pada teman untuk berhenti memanggil nama saya. Namun, mereka hanya tertawa dan berkata tidak mengerjai saya. Kebingungan, saya pun menyalakan shower kembali dan lagi-lagi! Suara nyanyian itu terdengar jelas.
Saya matikan kembali shower tersebut dan berteriak menyuruh teman-teman diam. Saya masih berpikir kalau mereka sedang mengerjai saya. Kali ini bukan hanya saya yang bingung, teman-teman saya pun mulai bingung. Duh, kali ini bukan rasa marah tapi rasa takut yang membuat saya ragu untuk menyalakan shower. Saya pun memilih untuk cuci muka dan gosok gigi saja, serta menyuruh teman saya yang lain untuk mandi.
Anehnya, teman saya yang mandi setelah saya juga merasakan hal yang sama. Ia mengaku mendengar seseorang memanggil namanya dan bernyanyi saat ia menyalakan shower. Kali ini kami semua sudah ketakutan. Dengan terburu-buru kami mengemas semua pakaian dan berniat untuk langsung check-out dari hotel.
Ketika kami keluar kamar, saya melihat kamar di seberang--tempat Dani dan saya melihat bapak-bapak--terbuka pintunya. Saat itu semua orang melihat seorang bapak tua sedang merokok sambil memandang kami. Ada yang menakutkan dari cara memandang sang bapak yang tatapannya begitu kosong.
Bukan hanya sang bapak, di kamar sebelah bapak itu pun kami melihat seorang ibu tua sedang membuka jendela. Di sebelahnya lagi ada dua orang remaja sedang keluar dari pintu kamar. Lho, kenapa tiba-tiba banyak sekali orang yang menginap di hotel ini, ya? Padahal waktu kami check-in kemarin, ibu yang jadi resepsionis berkata bahwa tidak ada orang lain yang menginap di hotel tersebut selain kami.
Tak mau ambil masalah, kami langsung turun menuju meja resepsionis, tapi ibu muda yang menjaga resepsionis tersebut tidak ada. Suasana menjadi sangat tidak enak. Rasanya bulu kuduk kami semua merinding. Tak mau berlama-lama kami pun langsung keluar dari lobi hotel, berpikir untuk menaruh kunci kamar di meja resepsionis saja. Baru saja kami keluar pintu utama, kami melihat ibu muda yang menjadi resepsionis hotel tersebut datang dari pintu pagar hotel.
Kami pun langsung memberikan kunci kamar, saat Dani tiba-tiba berkata, “Bu, hotelnya ramai sekali ya hari ini?” JaguarQQ
Anehnya si ibu justru menjawab, “Ah, masa, Dik? Yang nginep hanya kalian, kok.”
Lho, jadi orang-orang yang kami lihat itu siapa, ya? Lalu, mengapa tiba-tiba si ibu resepsionis ini tersenyum menyeringai kepada kami.
Yang saya ingat, saya langsung berpandang-pandangan dengan Dani dan teman-teman lain. Pikiran kami hanya satu, langsung keluar dari hotel itu sekarang juga!
Keanehan tak berhenti di situ saja. Saat kami berjalan menuju stasiun untuk pindah kota, Dani rupanya sempat berbincang-bincang dengan pelayan di toko kecil dekat stasiun. Menurut pelayan tersebut, tidak ada hotel di kota ini. Saat Dani menyebut nama Hotel Melati, si pelayan menatapnya dengan aneh dan mengatakan kalau hotel tersebut sudah tidak beroperasi lagi sejak tahun 1973.
Jadi, tadi malam kami menginap di tempat apa?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar