
Parman menggoyang-goyangkan kakinya menunjukan keresahan yang ia rasakan saat ini. Pasalnya ia sudah memutuskan mengambil jalan pintas untuk mendapatkan kekayaan secara instan. Sekarang ia berdiri di depan sebuah rumah tua berdinding anyaman bambu dengan 2 penerangan yang berbahan dasar minyak tanah.
Perlahan ia ketuk rumah tersebut pelan-pelan
“Mbah ini saya Parman, yang kemarin datang kesini,” ucapnya
Kemudian pintu kayu tersebut terbuka sedikit demi sedikit. Parman mulai masuk ke rumah tersebut. Di ujung ruangan sudah ada mbah Diro yang duduk menggenggam keris kecil di tangan sambil sesekali memutar keris tersebut di atas arang yang tercium seperti kemenyan. BandarQ Online
“Jadi kamu sudah memutuskan apa yang diambil?” tanya mbah Dirmo
“Sudah mbah, saya juga sudah menerima risiko yang akan saya dapat,” ucapnya.
Kemudian Mbah Diro mengalihkan pandangan ke arah Parman memperhatikan dengan seksama.
“Kemarin saya sudah jelaskan jika memelihara makhluk pesugihan ini artinya kamu merelakan jiwa untuk sepenuhnya terikat padanya,”
“Iya mbah saya sudah siap akan hal itu, yang penting usaha saya balik seperti semula,” ucapnya meyakinkan.
Tak lama Mbah Diro mengeluarkan seekor ular sepanjang 2 meter dari sebuah kantong bahan berwarna hitam. Kemudian mbah Diro menjelaskan jika ular tersebut harus diletakkan di sebuah ruangan khusus dengan beberapa syarat seperti dinding yang serba merah, janur kuning di sudut ruangan hingga dupa yang harus selalu ada di meja rias. Hal tersebut pun lantas disetujui oleh Parman.
Sesampainya di rumah ia terlihat bingung tapi tidak tahu lagi harus berbuat apa. Pelan-pelan Parman meletakkan ular tersebut di ruangan yang sudah disiapkan. Ia mengingat kata-kata Mbah Diro jika perlakukan hewan tersebut layaknya seperti manusia dan beri ia sesajen seperti seharusnya.
Saat malam tiba Parman berniat untuk mengecek keberadaan ular tersebut, ia tarik perlahan-lahan gagang pintu dan mengintip keberadaan ular pesugihan itu.
Namun saat ia membuka pintu, Parman dibuat kaget setengah mati karena di dalam kamar tersebut ada seorang perempuan menggunakan kebaya tipis berwarna hijau dan selendang merah yang menutupi leher jenjangnya serta sanggul seperti kebanyakan orang Jawa.
Kemudian perempuan yang memakai kebaya tersebut menengok dengan menggerakan kepalanya 180 derajat kepada Parman. Tetapi bukannya lari ketakutan, Parman malah menghampiri perempuan itu dengan rasa senang. Dirinya seperti sudah terhipnotis akan kecantikan si dewi ular Kemudian sesuatu yang tidak dipikirkan terjadi diantara kedua makhluk itu.
Pagi hari, Parman dibuat bingung karena ia tidak memakai sehelai benang pun di ruangan tempat ularnya berada. Namun yang lebih mengangetkan di sekeliling tempat tidurnya terdapat sebaran emas yang berbentuk seperti sisik ular. Saat itu juga ia menyadari bahwa pesugihan yang ia lakukan telah berhasil.
Mulai dari sana keluarga Parman dikenal menjadi salah satu orang terkaya di desa, usaha bangunannya laris manis hingga bisa membangun beberapa cabang di luar kota. Rumah mewah beserta mobil mahal berejejer di garasi rumah hingga kehidupan keluarga yang serba berkecukupan. JAGUARQQ SITUS DOMINO99 POKER ONLINE DAN BANDARQ ONLINE
Namun warga sekitar rumah Parman seringkali curiga atas kekayaan yang didapat sekarang, pasalnya dulu ia sempat bangkrut sampai meminjam kesana-kemari bahkan saat itu Parman bercerita jika tidak ada bank yang meminjamkan uang karena pekerjaannya tidak tetap. Hanya kurang lebih 6 bulan ia sudah menjadi orang terkaya di desanya seperti hal mustahil yang bisa diterima nalar warga di sana.
Setiap harinya warga juga membicarakan pasal suara delman yang tengah malam kerap kali datang ke arah rumah Parman, tetapi ketika dipastikan selalu tidak ada. Mereka meyakini jika kekayaan yang Parman dapatkan dari hasil ilmu hitam atau pesugihan.
Hingga suatu ketika kecurigaan warga menemukan titik terang, saat istri Parman meninggal secara tidak wajar. Saat itu polisi bahkan sampai datang kerumahnya namun tidak ada penangkapan karena diketahui istrinya meninggal sebab lilitan seekor ular besar.
Sejak kejadian itu rasa sesak selalu menghampiri Parman karena ia tahu apa yang sebenarnya terjadi, istrinya bukan hanya meninggal karena liltan tapi dijadikan tumbal pesugihan oleh si dewi ular. Saat itu waktu menunjukkan pukul 01.00 seperti biasa ia harus melayani sang dewi ular di ruangan khusus yang identik dengan ornamen serba merah. Dari kejauhan sudah terdengar suara tapakan dan lengkingan kuda, itu menandakan jika sang empunya ular tersebut sudah datang ke rumah Parman.
Ia menarik napas dalam-dalam menahan kekesalan yang bergejolak di dadanya. Kemudian dengan secepat kilat makhluk dari dunia yang bebeda itu sudah berada di depan Parman, tangannya menyentuh lengan Parman, dipegangnya perlahan, tangannya yang berwarna pucat itu terasa sangat dingin, Parman memperhatikan urat-urat di tangan siluman ular itu nampak dengan jelas bahkan seperti tidak ditutupi dengan kulit. Namun, saat itu juga karena terlalu marah ia menepis si dewi ular dan mengeluarkan sebuah celurit yang digantung di dekat pintu kamar. JaguarQQ
Parman mengarahkan ke badan ular yang ada dibawahnya dengan sekali tarikan. Darah mencurat dari tubuh ular itu secara terus menerus. Bukan hanya sekali ia melayangkan celurit ke badan ular itu hingga akhirnya ular yang selama ini menjadi perantara tidak bergerak dan tewas. Saat itu juga sang dewi ular menghilang dengan sekejap.
Semenjak kejadian itu, Parman dikenal menjadi orang yang tidak punya akal sehat. Setiap hari ia mengitari rumah warga untuk meminta pertolongan, namun tidak ada satu orang pun yang mau membantu karena menganggap Parman telah gila. Harta bendanya yang ia dapat dari pesugihan hilang dalam sekejap karena tidak terurus. Kini ia hanya hidup sebatang kara, tanpa istri, anak maupun saudara. Ternyata itu bagian dari dampak pesugihan yang ia lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar