12 Jun 2020

Dia yang Berwajah Rata


JaguarQQ


Hari ini seperti biasanya setelah pulang sekolah kami berkumpul di rumah Bagas, motor kami juga terparkir disini. Kebutulan Ibu Bagas membuat rujak buah. Kami duduk di teras rumah samping, rumah ini sudah lama kosong karena kakak pertama Bagas kerja di luar pulau.
Beberapa kali aku mencuri pandang ke jendela samping. Rasanya ada menarikku untuk melihat kesana.    bandarq online 
Yuni merapat ke arahku. "Kenapa sih Ning dari tadi lihat kesana mulu..? Pasti ada sesuatu nih."
"Kepo kau." Aku tersenyum melihat reaksi Yuni, kebiasaan ini anak kalau aku melihat ke suatu tempat pasti langsung ngira yang nggak-nggak. 
"Ya mungkin memang ada penghuni ghaibnya kan sudah lama kosong. Ibu tiap malam sering lihat ada perempuan di jendela itu." Ibu Bagas ikut menimpali.
"Makanya tiap malam ibuk teriak-teriak ketakutan." Bagas malah meledek ibunya sendiri.
Aku hanya tertawa geli menanggapinya. Perempuan alias kuntilanak itu menampakkan wujudnya di jendela. Wajahnya yang rata menututku sangat lucu bukannya menakutkan. Krupuk sambal yang kumakan sampai menyembur.

"Issh jorok kamu Ning.!" Saiful melempar timun yang belum dipotong ke arahku.
"Habisnya gara-gara ngomongin hantu dianya jadi munculkan. Tuh dia gak punya muka lho, lagi liatin kita dari jendela."
Sontak Saiful dan Bagas yang paling dekat dengan jendela langsung berpindah tempat. Jendela itu mulai bergetar pelan, Kuntilanak itu menempelkan tangan keriputnya di jendela.
"Dia marah nih Ning. Hayoo tanggung jawab..?" Risa menudingku. Dia sendiri juga menahan tawa melihat reaksi yang lain.


"Salah sendiri ngomongin hantu. Dia pengen kenalan katanya."
"Kamu nggak takut to nduk..?" Ibu Bagas menatapku heran.
"Ngapain takut buk. Wajahnya lucu gitu." Kuntilanak itu menghilang dan muncul lagi di sebelah kiriku. "Nih mbak kuntinya ada di sebelahku." 
Risa yang ada di sebelah kiriku menyingkir, dia tidak nyaman dengan energi dari kuntilanak itu. Aku sendiri masih bisa mengatasinya.
"Dia mau apa Nduk..?" Ibu Bagas malah mendekatiku sementara yang lain menjauh.
Aku menatap kuntilanak itu sejenak, mencoba berkomunikasi dengannya. Kalau dengan hantu yang model begini aku berani, tapi lain cerita jika yang kuhadapi seperti Aki si Genderuwo penunggu gamelan aku butuh bantuan Risa atau mbahkung.

"Aku hanya ingin menempati rumah ini. Sebagai gantinya aku akan menjaga rumah ini dari mereka yang berniat jahat" 
Suara kuntilanak itu menggema dikepalaku. Aku harus menggeleng beberapa kali untuk meredakan pusing. 
Risa menyentuh pundakku."Jangan dipaksa."
"Aku bisa kok." Aku tersenyum meyakinkan Risa. "Mbak Kunti cuma mau tinggal di rumah ini, sebagai gantinya dia akan menjaganya dari mereka yang berniat jahat." 
"Bilang ke dia jangan muncul di depan ibuk, bisa jantungan nanti ibuk. Kalau mau gangguin, gangguin Bagas aja." Ibu melirik Bagas yang bersembunyi di belakang Saiful.  JaguarQQ 
"Ahh ibukk.."   
Kami semua tertawa melihat ekspresi Bagas yang merajuk seperti anak kecil pada ibunya. Sementara kuntilanak itu mengangguk padaku kemudian menghilang.


JaguarQQ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar