18 Jun 2020

Kuntilanak Merah

JaguarQQ

Kamu pernah mendengar istilah "Kuntilanak Merah" ?
Konon Kuntilanak Merah itu sesosok hantu wanita yang dibunuh dalam keadaan hamil, hingga banyak darah mengalir hampir di seluruh tubuhnya.
Warna merah pada Kuntilanak tersebut berasal dari darahnya yang mengucur saat dibunuh. 
Kuntilanak Merah akan mengeluarkan bau amis yang menyengat sebagai tanda-tanda kehadirannya disekitar kita.
Apabila suaranya terdengar dekat, maka ia berada jauh dari kita. Sedangkan apabila suaranya terdengar dekat, maka ia berada di dekat kita. bandarq online 

 "Cerita ini beneran, Wil?" 
"Mana gue tau, emang gue pawang hantu!" Willy menjawab ketus pertanyaan Sena, sudah lama ia mengendarai mobil tetapi Sena tidak juga mau menggantikannya. Ini sudah tengah malam dan ia dalam kondisi mengantuk.
"Biasa aja dong!"
"Lo sih pake gak mau gantian. Gue ini ngantuk! Kalo kita ada apa-apa gimana?" 
"Lo kan tau gue baru belajar, sama aja kali."
"Halah, alasan lo aja. Lagian ini kan tengah malam, jalanan bakal sepi kok."
"Emang lo udah beneran gak tahan lagi?"
"Yaiyalah bego, hampir aja gue ketiduran waktu lo dongengin gue cerita horor tadi."
"Yaudah kita gantian sekarang."
Wily semringah, "akhirnya.."
Mereka berhenti di sebuah jalan yang terbilang cukup sepi. Hanya ada beberapa kendaraan yang lewat.
"Udah lo tidur sana. Gue juga bawanya pelan-pelan."

Dengan hati-hati Sena menyetir mobil tersebut. Namun, di tengah perjalanan tiba-tiba ada mobil lain dari belakang yang menyalip mobil mereka dengan kecepatan kencang.
Beruntung Sena bisa menghindar tetapi berakibat padanya yang tidak terkontrol lagi dalam menyetir hingga akhirnya ia menabrak satu sosok yang tengah melintas di depan mereka.
Bruakk!
Sena mengerem secara mendadak membuat mereka berdua terkaget-kaget, apalagi kepala Sena yang hampir menghantam sentirnya sendiri.
"Aduh! Ada apa sih, Sen?!" '
Tubuh Sena bergetar hebat, ia seakan tak percaya telah menabrak seseorang.
"Sena?!" 
"Gu-gue—,"
"Gue nabrak orang, Will..." lirih Sena.
"Apa?! Lo bercanda, kan?!"
Kini Sena hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kan udah gue bilang gue gak bisa nyetir!" teriak Sena berusaha menyalahkan Willy.
"Kenapa jadi gue yang salah?" Willy tak terima disalahkan.
Sena tak lagi menjawab, butir-butir air matanya mulai membasahi pipinya.
"Ini bukan waktunya lo nangis!" 
Willy memilih keluar dari mobil untuk mengecek bagaimana keadaan orang yang telah ditabrak Sena.
"Mudahan orang itu gak luka parah," batin Willy.
Setelah ia sampai di depan mobil Willy malah tidak mendapati apapun.
"Loh mana orangnya?"


"Sen, lo bener nabrak orang apa cuma halu sih?!" 
"Hah?" 
Sena menghentikan tangisnya dan menyusul keberadaan Willy.
Ia benar-benar shock melihat tidak ada siapapun disitu, "gue ngeliat dengan mata kepala gue sendiri, Wil. Cewek itu pake baju merah!"
"Heuh.. lo halu aja kali. Lo ngantuk juga apa gimana?"
Sena memijit keningnya, benar-benar tidak masuk akal. Pikirnya. 
"Yaudah biar gue nyetir lagi."
Mereka berdua kembali masuk ke mobil.
"Untung aja itu cuma perasaan lo aja. Kalo beneran udah mampus kita."
"Lo kok diem aja sih, Sen?" protes Willy yang sejak tadi hanya mengomel sendiri.
Sena melirik ke arah Willy, "lo kan gak akan percaya sama apa yang gue bilang."
"Kalo lo gak bilang gimana gue percaya?"
"Emm.. jangan-jangan yang gue tabrak itu bukan manusia.."
Ckitt!!
Willy mengerem mobilnya, "lo udah gak waras, Sen."
"Tuh kan lo gak percaya."
"Gimana gue bisa percaya. Ini pasti gara-gara lo sering baca cerita horor, di otak lo cuma ada hantu-hantu."
"Maksud lo apa? Kenapa pake nyindir-nyindir hobi gue segala?"
"Gara-gara hobi lo itu kita sekarang dapat banyak masalah, tau gak?!"
Ditengah pertikaian mereka, sayup-sayup Sena mendengar suara.
"Diem, diem..." perintah Sena.
"Apaan lagi?"
"Coba lo dengerin deh?"
"Dengerin apa?"
"Sst!!" Sena meletakkan jari telunjuknya di bibir, mengisyaratkan agar Willy juga diam.

Meski tak terdengar begitu jelas, Willy juga mengakui bahwa ia mendengar suara kikikan itu.
Glup.
Willy menelan ludahnya.
"Itu suara hantu apaan, Sen?"
Mata Sena terbelalak, "i-itu suara kuntilanak, Wil."  JaguarQQ 
Sungguh naas, sosok itu datang ketika mereka sibuk membicarakannya. Namun, Willy berlagak tidak takut.
"Lagian suaranya juga jauh, kok. Jangan takut lah."
"..."
"Sen?"
"Lo gak ingat yang gue cerita tentang kuntilanak merah tadi?"
Willy menggeleng.
Kalo suaranya dekat, berarti dia jauh."
"Kalo suaranya jauh, berarti .."


JaguarQQ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar