27 Apr 2021

'Ketemu Kuntilanak Di Sawah

 

JaguarQQ

Kejadiannya waktu beliau masih remaja di cicalengka. Nah pada suatu malam paman gw mau ngurek (mancing belut) di sawah sama temennya. 

Pas mau berangkat bibi gw (istri mamang gw) dah wanti-wanti jangan ke jembatan besi takut ada kuntilanak.   BandarQ Online

Emang dasar mamang gw tukang ngebanyol malah ngejawab "urang mah teu sieun ka kunti, ngan isin"( saya mah ga takut sama kunti, cuman malu".

Nah temen mamang gw katakanlah mang asep, yang ngedenger ucapan mamang gw cuman ketawa sambil ngomong "wakakak,ulah sompral yeuh, bisi kadenge, engke di udag2 sia nitah kimpoi" (jgn sombong ente, takut kedengeran, ntar dikejar loh minta dikimpoiin" spontan mamang gw jawab "lamun geulis pek bae" (kalo cantik mau dah gw).

JAGUARQQ SITUS DOMINO99 POKER ONLINE DAN BANDARQ ONLINE

Nah akhirnya mereka ke sawah, sambil mindik2 nyari lobang belut. Nah temen mamang gw dapat terus belutnya, sedangkan mamang gw cuman dapat ampasnya doang (lumpur), karena kesal mamang gw pindah tempat ke dekat jembatan besi, teman mamang gw dah ngasih peringatan "woi tong di palih ditu atuh, sieun urang" (wei jgn di sebelah situ, takut gw) mamang gw malah balik ngomelin "geus lamun sieun, ngajedog weh di dieu" (sdh deh, kalo takut, diam aja disini).

Mamang gw terus ngeloyor pergi ke arah jembatan besi, dan dapat belut banyak sekali. Nah pas sudah dapat banyak, mamang gw mau pulang. Ketika beranjak menoleh ke belakang mamang gw ngeliat kunti dari jarak 1 m pas di belakangnya. Mamang gw langsung memalingkan muka diam seribu bahasa, dan untuk kedua kalinya ia menoleh ke belakang.

Keringet dingin ngucur (begitu penuturannya), karena ga kuat untuk lari, mamang gw maju perlahan-lahan ke depan (posisi mamang gw membelakangi si kunti). Dan setiap si mamang maju selangkah, si kunti juga mau selangkah. Saking takutnya si mamang akhirnya berbuat nekat, dia ngebuka bajunya dan celananya sampai cuman pake CD doang. Tapi si kunti ga beranjak pergi, akhirnya ia membuka CD nya dan memamerkan pantat nya ke si kunti, eh si kunti malah ertawa cekikikan.  JaguarQQ

Mamang gw makin tambah takut, alasan dia bugil sebenarnya karena sebagian mitos yang mengatakan bahwa kunti takut ngeliat cowok telanjang, makanya mamang gw nekat bugil. Nah dia berusaha manggil temennya dgn teriak, tapi seolah-olah teriakan dan wujud mamang gw ga terdengar dan terlihat. Saking takutnya mamang gw ngeluarin jurus terakhir dan membalikkan tubuhnya menghadap si kunti dgn posisi si"mamang junior" menghadap si kunti dan dgn mata tertutup. Ternyata taktiknya berhasil, si kunti tiba-tiba mundur lalu ngapung terbang dan tertawa seperti suara angsa.

Habis itu mamang gw ngibrit ke temannya dalam keadaan bugil (saking paniknya sampe lupa kalo lagi telanjang)

Temannya yang ngeliat dia spontan kaget, dan ngelemparin dia petromak yang mendarat pas di "mamang junior", mamang gw jatuh ke sawah "Sia Gelo, ieu aing nyaho!!!"(gila lo, ini gw tau!!!)

Pas dah nyadar bahwa yang ditimpuk adalah paman gw, dan paman gw menceritakan kejadiaanya,mereka pun langsung balap-balapan menuju rumah masing2. Besoknya selama seminggu paman gw sakit panas dan selalu mimpi di datengin kunti yang ngajak kimpoi. Karena ga tahan,paman gw minta bantuan Uwa gw (Pakde), dgn sedikit ritual akhirnya mamang gw sembuh dan ga di gangguin lagi.


JaguarQQ

25 Apr 2021

Tumbal Pesugihan Buaya Putih

JaguarQQ

 Ketika aku masih kecil, ada salah seorang tetangga kami yang hidupnya serba berkecukupan, usahanya maju, rumahnya bagus, dan uangnya banyak, saking banyaknya uang tersebut, mereka membuka usaha baru, yaitu menjadi rentenir, si lintah darat itu. Semakin hari kekayaannya semakin bertambah banyak akan tetapi hal itu berbanding terbalik dengan kekayaan hati yang dimilikinya yang kian hari kian menipis bahkan mungkin menghilang, tidak punya kekayaan hati sama sekali. Oleh karena itulah, mereka selalu membusungkan dada mereka dan menganggap tetangga mereka hanyalah lalat-lalat pengganggu sehingga tak perlu menjaga omongan kepada tetangga. Semua tetangga pernah dihinanya termasuk juga keluargaku, ayah, ibu, aku, kakak-ku, adik-ku, semuanya tidak luput dari hinaan mereka. Apalagi memang dari dulu sampai hari itu bahkan sampai sekarang, keluargaku selalu jadi bahan hinaan para tetangga. Huh, apakah itu hanya karena ibuku orang jawa? Tapi bukankah sunda ataupun jawa sama saja di hadapan Tuhan? Yang membedakan hanyalah ketakwaan saja.  BandarQ Online

Iskandar (suami), Rohaya (istri), Budi (anak tertua), Andi (anak tengah, seumuran denganku), dan Sugianto (anak bungsu), merekalah tetangga yang ku maksudkan, rumah mereka persis berada di depan rumahku. Rohaya dan Andi, kedua orang itulah yang paling keras dalam menghina dan memusuhi kami. Cacian dan hinaan mereka berdua begitu melapaui batas untuk di terima oleh manusia. Tidak jarang jika Rohaya ini lewat di depan rumah kami, dia meludahi pekarangan rumah kami dan mengejek keadaan rumah kami yang memang begitu sederhana, ia menyebut rumah kami dengan sebutan Anggar Lima. Bahkan tidak hanya itu, pernah suatu ketika aku sedang bermain sendiri di sisi jalan depan rumahku. Tiba-tiba Si Andi datang dengan membawa bambu sebesar betis orang dewasa dan langsung mengambil uang receh yang sedang aku mainkan maka aku pun berusaha untuk mengambilnya kembali sehingga terjadilah aksi tarik menarik antara aku dengannya. Ketika uang itu berhasil ku ambil, Si Andi langsung memukulkan bambu ke pundakku dengan keras hingga aku pun terjatuh. Jika saja bukan karena pertolongan Alloh mungkin aku sudah kehilangan nyawa gara-gara pukulan itu. Saat itulah, terjadi percekcokan hebat antara ibuku dengan Rohaya sehingga ibuku merasa begitu sakit hati, sampai-sampai imannya hampir luntur.

“Aduh…pak! Hati ini panas, dada ini terasa sesak, nafas ini tersengal-sengal, aku sudah tidak tahan lagi dengan hinaannya. Biarkan, biarkan aku pergi ke Cirebon atau ke Banten, aku akan santet mereka hingga mati semuanya…”, kata ibuku diiringi tangisan yang tersedu-sedu di pangkuan ayahku.

“Sabar, sabar istriku! Sabar…biarkan mereka menghina sesukanya terhadap kita. Ingatlah, Alloh pasti membalas perbuatan mereka dalam waktu dekat ini…Sabar, jika mamah pergi dan menyantet mereka maka apa bedanya kita dengan mereka? Bukankah kita jadi lebih kejam dari mereka? Sabar, Sabar, sesungguhnya Alloh bersama orang-orang yang sabar…”, ucap ayahku berusaha mendinginkan amarah ibuku yang sedang memuncak.

Ayahku terus menasehati ibuku dengan kata-kata yang bijak hingga ibuku pun terlelap dalam tidur dipangkuan ayahku.

Beberapa bulan kemudian, apa yang diucapkan oleh ayahku benar-benar terjadi, Alloh benar membalas perbuatan mereka selama ini dengan balasan yang sebaik-baiknya. Usaha mereka bangkrut, rumah tangga mereka hancur berantakan, pihak bank memburu mereka karena hutang mereka, rumah bagus mereka digadaikan begitu juga tanahnya, perabotan rumah mereka semuanya diambil dan disita oleh pihak bank. Mendengar hal itu, ayahku berkata,

“Tuh, kan mah! Alloh pasti akan membalas perbuatan mereka dalam waktu dekat ini…sekarang lihatlah mereka, mereka sekarang lebih miskin dan lebih terhina daripada kita…Sungguh, mah! Alloh itu tidak akan mengingkari janji-Nya.”, komentar ayahku.

“Iya, pak! Bapak benar…”, jawab ibuku.

Beberapa minggu kemudian, datanglah Iskandar dan Rohaya untuk meminta maaf atas semua kesalahan mereka kepada keluargaku. Mereka berdua tersungkur dan menubruk ibuku, bersungguh-sungguh memohon maaf. Hati kami iba dibuatnya, tak tega kami melihat tetangga kami menghinakan dirinya di depan kami seperti itu walaupun dahulu mereka benar-benar telah menghina kami tapi hati kami tetap merasa terenyuh dibuatnya. Akhirnya, dengan berat hati, kami pun akhirnya memaafkan mereka walaupun begitu terasa berat di hati kami apalagi mengingat semua kejahatan mereka. Setelah itu, mereka berdua pergi dari kampungku guna menghindari serbuan pihak bank yang menagih hutang terus menerus kepada mereka. Kini mereka berdua telah berpisah (cerai) dan sekarang entah dimana keberadaannya, semua anaknya dititipkan kepada Ibunya Rohaya dan sekarang sudah besar bahkan sebagiannya telah berkeluarga.

Namun, ternyata ada rahasia dibalik semua kehancuran total itu. Ma' Rini, yang merupakan Ibunya Rohaya menceritakan kepada ibuku perihal sesuatu yang menjadi rahasia anaknya, mengapa bisa jadi kaya dan mengapa bisa jatuh mendadak. Kisah ini hanya diceritakan kepada ibuku saja, tidak kepada yang lain. Marilah kita dengar kisah rahasia yang dibuka oleh Ma Rini tersebut :

Malam itu, Rohaya tidak bisa duduk dengan tenang, ia sedari tadi terus mondar-mandir kesana kemari dengan raut wajah seperti orang yang mencemaskan sesuatu. Aku sebagai ibunya tidak tega melihat dia seperti itu, aku pun bertanya kepadanya dengan berbisik-bisik :

“Ada apa, Neng? Kenapa kamu gelisah seperti itu? Apakah malam ini adalah waktunya?”, tanyaku penasaran karena aku mengetahui akan rahasia anakku itu.

“Nggg….”, jawabnya.

Dari jawabannya, aku mengetahui bahwa sekaranglah waktunya perjanjian itu harus dipenuhi. Tapi, aku sebagai ibunya tidak bisa berbuat apa-apa untuk mencegah karena itu sudah perjanjiannya dengan makhluk itu yang sudah disepakati bersama, tidak bisa dibatalkan sama sekali.

Iskandar, suaminya merasa curiga dengan gerak-gerik kami berdua hingga akhirnya ia pun mengintrogasi istrinya. Ia memaksa istrinya untuk berterus terang tentang apa yang sudah terjadi tetapi anakku itu tetap saja mengelak dari pertanyaan yang dilontarkan oleh suaminya. Hingga akhirnya, iskandar pun mulai berbuat anarkis terhadap istrinya. Dan oleh sebab itu, Rohaya pun berbicara jujur juga mengenai persekutuannya dengan setan.

“Oke, mas! Aku jujur sekarang, aku telah melakukan pesugihan kepada siluman buaya putih karena aku tak kuat hidup miskin terus menerus, aku tak mau dihinakan oleh tetangga, dan aku akan tunjukkan pada mereka bahwa aku juga bisa kaya bahkan melebihi mereka…Dan sekarang adalah malam yang telah disepakati olehku dan siluman tersebut.”, jelas Rohaya dengan nada terbata-bata dan air mata yang terburai ke pipi.

“Apa kamu sudah gila, heh! Untuk apa kamu melakukan itu semua? Apakah tak cukup nafkah dariku, suamimu ini sehingga kamu melakukan pesugihan tanpa sepengetahuanku…Dasar istri tak tahu diuntung…Cepat, sekarang katakan siapa yang dijadikan tumbalnya? Cepat katakan!”, ancam Iskandar dengan nada keras kepada istrinya sambil memegang kerah baju Rohaya.

“….anak, anak kita yang paling kecil!”, jawab Rohaya dengan gemetar dan tak henti-hentinya menangis.

“Sialan, ibu macam apa kamu ini? tega mengorbankan anaknya demi keuntungannya sendiri dan demi harta dunia yang dikejarnya…Kenapa, kenapa tidak kamu saja yang jadi tumbalnya, heh?”, bentak Iskandar dengan tangan yang dikepalkan seolah-oleh menahan amarah untuk tidak memukul istrinya.

“Demi keuntungan sendiri katamu? Bukankah kamu juga ikut menikmati kekayaan ini…”, jawab Rohaya berusaha membela diri.

“Iya, aku akui bahwa aku juga menikmatinya tapi itu semua tanpa sepengetahuanku. Jika saja aku tahu dari awal, aku tak sudi memakan harta yang kau dapatkan ini.”, jawab Iskandar dengan nafsu amarah yang menggebu-gebu.

 Ditengah pertengkaran hebat itu, tiba-tiba Budi dan Andi terbangun dari tidurnya, begitu pula si kecil, Sugianto, ia merengek, menangis memanggil-manggil ibunya. Segera Rohaya menemui Sugianto dikamarnya dan memeluknya erat-erat. Iskandar pun langsung mengikuti istrinya, lalu berkata :

“Cepat katakan, kapan makhluk sialan itu akan datang? Cepat!”, ujar Iskandar kepada istrinya itu.

“Nanti, pertengahan malam!”, jawab Rohaya yang kemudian menciumi kening anak bungsunya itu.

Spontan Iskandar pun langsung menuju dapur lalu mengambil golok panjang miliknya yang sudah ia asah ketika pagi tadi dan langsung diikatkan dipinggangnya. Sedangkan aku segera meraih tangan Budi dan Andi lalu membawanya ke kamar, menyuruh mereka untuk tidur karena ini adalah urusan orangtua, anak-anak tidak boleh ikut campur. Aku berusaha menenangkan kedua anak itu dan meyakinkan mereka bahwa tidak terjadi apa-apa, ibu dan ayahnya hanya bertengkar biasa saja, nanti juga baikan lagi. Akhirnya, setelah beberapa lama kemudia kedua anak itu pun tertidur kembali dengan pulasnya. Aku pun lalu keluar kamar dan menutup pintu kamar tersebut, langsung saja aku menemui Iskandar yang dari tadi terus memperhatikan jam yang telah menunjukkan pukul 11.30 malam sambil terus menerus memegang golok panjangnya itu.

JAGUARQQ SITUS DOMINO99 POKER ONLINE DAN BANDARQ ONLINE

“Nak…”, sapaku dengan lemah lembut.

“Diamlah, bu! Aku sedang tak mau diajak bicara…”, jawabnya dengan tegas.

Mendengar jawabannya, aku pun langsung menuju ruang tamu, duduk disana, dan menangis sejadi-jadinya, tak bisa menahan haru di dada. Selama 30 menit lamanya, kami hanya berdiam diri, tidak ada seorang pun yang berbicara. Tiba-tiba, ditengah keheningan itu, terdengarlah suara teriakan dari kamar Rohaya, teriakan itu memecah kesunyian malam. Mendengar istrinya berteriak seperti itu, Iskandar langsung berlari menuju kamar dan mendapati seekor buaya putih besar berada di kamar itu, entah darimana datangnya dan bagaimana cara masuknya.

“Cepat, cepat bawa Sugianto keluar dari kamar, biar aku yang menghadapi makhluk sialan ini…”, ujar Iskandar sambil membuka golok panjang dari sarungnya, pantulan cahaya lampu kamar saat itu begitu tepat mengenai golok itu sehingga terlihat sangat mengkilat.

“Ghrrrrrr……Ghrrrrrrr….Ghrrrrrr….”, suara buaya putih itu berusaha untuk menggertak Iskandar.

Ekor buaya itu terus berkibas-kibas layaknya pecut yang siap untuk dipecutkan. Dan akhirnya, buaya itu pun menyerang Iskandar dengan ekornya yang panjang itu. Iskandar pun menahan serangan buaya itu dengan goloknya. Iskandar pun balik menyerang buaya itu dengan segera,

“Hyaaaa….”, teriakan Iskandar mengarahkan pukulan golok tajam itu ke arah tubuh buaya putih itu tetapi buaya itu tidak terluka sedikit pun, malah iskandar lah yang terpental hingga goloknya pun terlepas dari tangannya.

Dengan serta merta, buaya itu langsung menyerang Iskandar, ia berhasil menggigit paha Iskandar. Iskandar maraung-raung kesakitan, aku dan Rohaya hanya bisa terpaku tidak bisa berbuat apa-apa. Iskandar pun kemudian memegang mulut buaya putih yang dipenuhi gigi runcing itu dengan kedua tangannya, berusaha untuk membuka mulut buaya itu. Namun, buaya itu terus saja melawan sehingga dua jari tangan kanan iskandar pun putus dibuatnya. Iskandar berusaha lagi untuk melawan, ia berusaha menggapai golok miliknya yang terpental tadi yang tidak jauh dari tubuhnya. Setelah berhasil didapatkan, Iskandar mengayunkannya dengan tangan kiri ke kepala buaya itu hingga buaya itu terlihat kesakitan dan melepaskan gigitannya pada paha Iskandar. Dalam keadaan itu, Iskandar berusaha untuk berdiri padahal paha kirinya itu sudah terkoyak dan darah pun berkucur begitu deras, bekas gigitan buaya tadi. Setelah berhasil berdiri, Iskandar pun memegang goloknya erat-erat dengan tangan kirinya, berjaga-jaga kalau-kalau buaya itu menyerang kembali. Namun, ternyata diluar perkiraan, buaya putih itu tidak menyerang lagi, buaya itu malah menghilang bagai asap putih yang ditiup oleh angin. Ya…buaya itu telah pergi yang berarti sebagai pertanda bahwa teror telah usai dan perjanjian telah dibatalkan.

Melihat keadaan suaminya yang terluka parah itu, Rohaya memberikan Sugianto kepadaku, ia langsung menuju suaminya dan membopongnya ke luar kamar dan langsung mendudukannya di kursi sedangkan darah masih terus saja mengalir dari tangan dan juga paha Iskandar.

“Neng, cepat bawa suamimu segera ke puskesmas sebelum dia kehabisan darah…”, perintahku pada anakku.

Rohaya pun menghidupkan motornya, dan langsung membawa suaminya ke puskesmas yang memang saat itu buka selama 24 jam.

****

“Kukuruyuk…kukuruyuk…”, tidak terasa waktu berjalan begitu cepat, pagi pun telah tiba. Iskandar yang tadi malam dibawa ke puskesmas pun sekarang dibawa ke rumah sakit karena lukanya terlalu serius. Dan baru diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit setelah luka-lukanya kering.   JaguarQQ

Disisi lain, masyarakat kampung terus bertanya-tanya tentang keadaan Iskandar yang selama beberapa minggu ini tidak kelihatan batang hidungnya, biasanya mereka melihatnya sedang nongkrong di depan rumah. Untuk menutupi kejadian mengerikan itu, aku mengatakan kepada mereka bahwa Iskandar mengalami kecelakaan sehingga harus dilarikan ke rumah sakit. Aku yakinkan mereka yang hendak menjenguk bahwa luka yang dialami Iskandar tidak terlalu parah sehingga sebentar lagi pun akan segera pulang. Dan sejak saat itulah, perekonomian keluarga mulai hancur, percekcokan semakin sering terjadi antara Iskandar dan Rohaya, yah…seperti yang kamu lihat sekarang, semuanya telah hancur, semuanya telah musnah, kekayaan yang tadinya diagung-agungkan pun sekarang telah tiada, sekarang kembali seperti semula.


JaguarQQ

Terbebas dari Jeratan Tumbal Pesugihan

JaguarQQ

 Anton duduk bersila di lantai, matanya fokus mendengar sang paman yang bercerita tentang pengalaman orang terdekatnya  yang hampir dijadikan tumbal pesugihan. Rasanya semua orang akan penasaran dan ketagihan saat mendengar cerita horor bukan? Nah begitu juga Anton, saking fokusnya ia tidak sadar mulutnya menganga beberapa centi sebelum akhirnya sang ayah menutup pelan dengan satu tangannya.  BandarQ Online

Pamannya yang bernama Gendis ini melanjutnya cerita, kira-kira jika diulang seperti ini,

Jadi belum lama ini ada temannya yang memang dikenal sebagai orang terkaya di daerah Depok, rumahnya luas, tanah tersebar dimana-mana bahkan jika ke rumah orang tersebut setiap tetangga akan rela berlama-lama karena orangnya sangat baik, jika ada tamu selalu dijamu dengan makanan yang enak. Sosok yang dipanggil Somad ini juga dikenal dermawan kepada anak yatim.

Setiap hari ia meluangkan waktu untuk mengadakan syukuran kecil-kecilan di rumahnya. Somad tidak pandang bulu, siapa saja bisa datang saat itu untuk diajak makan bersama. Namun yang namanya usaha, agaknya tidak semua akan berjalan mulus.

Diketahui salah satu usaha yang ia rintis mulai bangkrut karena ada pegawai yang tidak amanah, hal tersebut perlahan-lahan membuat mobil mewah yang ia koleksi satu per satu dijual, cabang toko bangunannya mulai tutup di berbagai daerah bahkan rumah mewah yang ia miliki tidak bisa diselamatkan lagi. Ungkapan manusia tidak selamanya ada di atas mungkin cocok disematkan kepada Somad kali ini.

JAGUARQQ SITUS DOMINO99 POKER ONLINE DAN BANDARQ ONLINE

Singkat cerita, setelah keterpurukannya tersebut Somad sekeluarga hidup pas-pasan bahkan serba kekurangan, maklum saja saat itu Somad bukan lulusan SMA apalagi sarjana dari perguruan tinggi. Ia hanya mengenyam pendidikan sampai SD itu pun tidak lulus, perihal usahanya dulu ia jalani dengan modal tekad dan otodidak.

Sekarang ia hanya menjadi pengangguran serabutan jika ada panggilan berarti ia dapat kerja namun jika tidak, ia sekeluarga harus rela menahan lapar. Tetapi karena rekam jejaknya sudah baik di mata tetangga. Jadi orang kampung pun tak segan untuk memberikan sesuatu berupa makanan atau uang selembar dua lembar kepada Somad dan keluarga.

Sampai hari itu, kejadian yang tidak diduga menimpa Somad. Tentu sebagai manusia Somad tak selamanya berpikiran positif, kadang ia menyesali mengapa dirinya jadi seperti ini, apa yang sudah ia lakukan sampai diberi cobaan yang begitu besarnya.

Selama perjalanan pulang ke rumah Somad mengeluh tentang nasibnya sekarang, sesekali ia berpikir jika tuhan tidak adil dan merasa apa yang dia lakukan di dunia serba salah. Hingga tiba-tiba ada seorang kakek berpakaian serba hitam dengan blankon batik coklat di kepala dan keris yang disematkan di belakang punggung. Sang kakek tadi menepuk pelan pundak Somad.

“Saya tahu apa yang kamu pikirkan, dulu saya juga ada di posisi kamu,” ucapnya dengan lirih

Somad kebingungan, pasalnya ia tidak tahu dari mana si kakek berasal tiba-tiba sudah ada di belakangnya dan tahu apa kakek ini tentang pikiran yang ada di kepala Somad. Dengan perlahan Somad melepaskan tangan kakek dari pundaknya.

“Jika kamu mau, saya bisa antarkan kamu ke orang sakti yang bisa membalikkan keadaan kamu seperti dulu,” lanjutnya kembali

“Maaf kek, saya tidak butuh orang sakti. Di zaman seperti ini mustahil untuk mengandalkan orang sesat,” ucapnya dengan tegas.

Namun entah mengapa setelah melihat tatapan si kakek tadi, Somad malah mengiyakan dan mengikuti kemana perginya si kakek.  JaguarQQ

Sampai akhirnya ia sudah berada di sebuah tempat yang di kelilingi dengan pohon pinus. Di depannya sudah ada rumah dari anyaman bambu atau bisa dibilang gubuk. Ia diperintahkan untuk masuk ke dalam rumah itu oleh si kakek.

Di dalam ia melihat seseorang yang tidak asing baginya dengan janggut berwarna putih. Orang tersebut mempersilahkan Somad untuk duduk di depan meja panjang warna hitam. Setelah itu dia mulai berbicara dengan Somad.

“Saya tahu apa yang kamu rasakan, lihatlah di sekeliling kamu ada orang yang sedang bertapa untuk pesugihan, dan mereka mempunyai tujuan yang sama, yakni ingin mengubah hidupnya menjadi lebih baik”

Somad melihat ke arah kanan- kiri  memang ada  yang bertapa, jumlahnya ada 6 orang.

Sontak Somad kaget, karena tidak memunyai keinginan untuk melakukan pesugihan seperti mereka, apalagi dengan cara bersekutu dengan setan. Tanpa sadar, Somad mengucapkan perkataan yang memanggil tuhan.

“Ya Allah, tolong saya ampuni dosa hambamu ini”

Setelah dia bicara seperti itu, tiba-tiba saja pandangannya gelap. Saat ia membuka mata rumah yang ia kunjungi tadi sudah tidak ada. Sekarang hanya dia seorang diri yang berdiri di tengah hutan malam-malam dengan pepohonan rindang yang mengelilingi.

Karena takut, Somad berlari sekencang mungkin, dadanya berdegup kencang, keringat mengucur di seleuruh tubuh  hingga ia tak menyadari kakinya berdarah karena batu dan ranting yang ia terjang. 

Sampai akhirnya Somad bisa melihat pemukiman warga dan diselamatkan dari kejadian mengenaskan tersebut. Salah seorang warga yang menolongnya mengizinkan Somad untuk menginap di rumahnya. 

Warga itu juga berkata, jika Somad beruntung karena telah selamat dari jeratan pesugihan yang mengandalkan setan untuk memberi kekayaan, karena kalau tidak setiap pesugihan pasti selalu membutuhkan tumbal sebagai persyaratan dan mereka mengincar manusia-manusia lemah iman untuk dijadikan pengikutnya kelak.


JaguarQQ

24 Apr 2021

Kisah Mistis 'Hantu Laut' Konon Lebih Sadis dari 'Hantu Darat

 

JaguarQQ

Misteri 'Hantu Laut' sungguh menakutkan. Konon khabarnya, mahluk halus ini lebih sadis dari 'Hantu Darat'.

Percaya atau tidak, tergantung keyakinan masing-masing.

Kisah ini muncul seiring hilangnya pria misterius asal Sulawesi yang kemudian diketahui bernama Upik (25) di Muara Perkasa Sungailiat, Selasa (28/2/2017).  BandarQ Online

"Teman-teman korban (Upik), para ABK perahu Juragan Saepundin bilang, saat di tengah laut, korban (Upik) sempat membangunkan rekan-rekan ABK sesama nelayan yang sedang tidur di perahu, Dia kemudian mengajak rekan-rekan bersalaman," kata warga saat ditemui di Muara Perkasa Sungailiat, di sela-sela pencarian korban, Selasa (28/2/2017) pukul 23.45 WIB.

Ini merupakan awal, kejadian misterius menimpa korban.

Karena setelah itu korban mulai bertingkah aneh di dalam kapal, Keanehan semakin menjadi, saat perahu mayang milik H Saepundin, akan merapat ke darat.

"Setelah itu, dia (Upik) menceburkan diri ke laut, Kemudian naik ke darat, dan berlari ke pasir muara. Dia bilang ada yang memanggil-manggilnya. Dia lari lalu menghilang sampai malam ini belum ditemukan. Kami masih mencari keberadaannya," kata warga tadi, menduga Upik, dihalusinasi mahluk ashtral.

Ketua HNSI Bangka, Ridwan kepada Bangkapos.com di Muara Airkantung Sungailiat, Selasa (28/2/2017) menjelang dinihari, mengatakan hal senada.

"Dulu pernah ada seorang nelayan melaut bersama seorang anaknya menggunakan perahu. Tiba-tiba di tengah laut, anaknya berubah menjadi dua. Lalu nelayan itu mendorong, satu diantaranya, karena yakin satu di antaranya adalah mahluk halus yang menyerupai sang anak," kata Ridwan.

Lalu nelayan ini putar haluan menggunakan perahunya menujui daratan.

Namun, betapa mengejutkan, ketika tiba di darat, anaknya, yang semula dia sangka asli, justru diduga adalah mahluk halus.

"Saat perahu sudah mendekar ke darat, anaknya tak ada lagi. Rupanya, yang dia dorong ke laut itulah anaknya yang asli, dan tenggelam ke laut," katanya.

Ridwan menyebut, berbagai tipu daya mahluk halus pada manusia bisa saja terjadi atau mengecohkan manusia.

"Janganlah suka melamun ketika sedang melaut. Karena 'hantu laut' itu lebih kejam dari 'hantu darat'. Kejadian ini sangat disesalkan. Apalagi biasanya setiap tahun, ada doa selamatan di Muara Perkasa ini, namun tahun ini belum dilakukan,," sesal Ridwan.

JAGUARQQ SITUS DOMINO99 POKER ONLINE DAN BANDARQ ONLINE

Sementara itu, pencarian Upik (25) si pria misterius yang dikhabarkan hilang, masih berlangsung hingga Selasa (28/2/2017) pukul 23.50 WIB. Tak hanya nelayan dan warga, Tim Basarnas Babel dan Laskar Sekaban dikerahklan untuk mencari Upik.

Bahkan dua 'orang pintar' yang disebut-sebut sebagai dukun sakti ikut serta dalam perncarian ini. "Ada dua dukun dikerahkan melakukan pencarian," tambah Ridwan.

Tiba-tiba Melompat

Seorang pria misterius tiba-tiba melompat dari perahu nelayan yang baru saja merapat di Muara Perkasa Airkantung Sungailiat, Senin (28/2) dinihari. Pria ini berlari kencang menuju sepadan pantai, menuju arah Rambak Sungailiat. Warga pun berhamburan mengejarnya, namun kehilangan jejak.

"Pria ini baru datang dari Sulawesi, belum diketahui nama lengkapnya. Pria ini ikut (baru kerja) di perahu mayang milik Juragan H Saifudin (Haji Puding), warga Nelayan II Sungailiat. Saat perahu masuk ke muara, tiba-tiba pria yang berada dalam perahu ini langsung melompat ke daratan muara, dan berlari ke arah Rambak," kata Ridwan, Ketua Himpunan Nelayan (HNSI) Bangka kepada Bangka Pos Group, Selasa (28/2) siang.

Ridwan mengaku mendapat khabar dari juragan perahu, H Saefudin dan para nelayan ABK kapal. Dari Saefudin pula diketahui, bahwa pira misterius yang dimaksud, sebelumnya, ketika masih dalam perjalanan dari laut menuju muara sempat terjun sehingga tercebur ke air laut.

"Tapi waktu nyebur ke laut, sempat ditangkap sama orang-orang di perahu (ABK), dan korban (pria itu) diangkat ke perahu lagi dan dibawa ke darat. Namun saat sampai Muara Perkasa dia terjun lagi ke air, lalu mendarat, dan langsung berlari di sepadan pantai dan dikejar ABK kapal maupun warga, namun menghilang," kata Ridwan, mengaku belum tahu apa penyebab pria misterius ini berbuat di luar akal sehat.

Investigasi lebih lanjut, kemudian dilakukan Bangka Pos Group bersama Ketua HNSI Bangka, Ridwan di kediaman H Saepudin alias Haji Puding. Sayang, saat itu, si juragan kapal yang dimaksud tak ada di rumah. Ridwan dan Bangka Pos Group, hanya berhasil bertemu Hajjah Tina (45), istri H Saepudin di rumahnya d Lingkungan Nelayan II Sugailiat, kemarin siang. "Pak Haji (Saepudin alias Puding) tak ada di rumah, masih cari (pria tadi)," katanya.

Dari Hajjah Tina pula didapat sekelumit kisah soal pria misterius, yang ternyata bernama panggilan, Upik (25). "Namanya Upik (25), dia itu bujangan asal Sulawesi. Dia baru datang dari Sulawesi," kata Hajjah Tina kepada Bangka Pos Group dan Ketua HNSI Bangka, Ridwan yang berkunjung ke rumahnya.  JaguarQQ

Tina mengaku tak tahu apa penyebab, pria itu menghilang. Yang dia tahu, cerita dari ABK kapal dan suami, H Saepudin, bahwa Upik sempat terjun ke laut dan lari di sepadan pantai, lalu menghilang. "Dia itu namanya Upik, kerja sama kami, baru kerja tiga trip (tiga kali ikut melaut di kapal). Suami saya dan warga masih mencari Upik," kata Hajjah Tina (45).

Sementara itu, Ketua HNSI Bangka, Ridwan dan anggotanya, bersama Bangka Pos Group, sempat mencoba melakukan pencarian di sekitar Muara Perkasa. Namun, pencarian belum membuahkan hasil. Begitu juga H Saepudin dan sejumlah warga nelayan, masih melacak keberadaan Upik si pria misterius.   

"Rekan-rekan nelayan yang ada di laut, sekarang sudah merapat ke darat, ikut mencari. Namun hingga malam ini (kemarin), Upik belum ditemukan," tambah Ridwan,saat dikonfirmasi ulang, Selasa (28/2/2017) malam.(*)


JaguarQQ

23 Apr 2021

Ada Hantu di Kantorku

JaguarQQ

 Hari sabtu sudah menjadi agenda wajib aku bertemu dengan Mas Bima. Biasanya di akhir pekan seperti ini kami akan menghabiskan waktu bersama, entah sekadar nonton bioskop, pergi makan, atau duduk di rumah sambil bermain game.

Namun hari ini sedikit berbeda, di tengah kencan kami, Mas Bima mendapatkan pesan dari atasannya untuk datang ke kantor saat itu juga. Sehingga aku yang sedang bersamanya pun, terpaksa ikut pergi. 

Sebenarnya aku tak masalah bila di akhir pekan seperti ini menemani Mas Bima ke kantor, mengingat kesibukan kami membuat waktu bertemu terbatas. Namun banyak teman kantor Mas Bima yang bercerita sering mengalami gangguan makhluk gaib selama lembur, membuatku sedikit was-was.

Eits, jangan berpikir tempat kerja Mas Bima di sebuah gedung tua yang usang, Kantor Mas Bima justru berada di sebuah gedung mewah bersampingan dengan Mal dan Hotel bintang 5, sehingga tak ada sedikitpun kesan seram.  BandarQ Online

Tetapi banyak teman Mas Bima yang lembur sering mengalami kejadian mistis, dari suara tawa, hingga saklar lampu dimainkan. Entah benar atau tidak, namun bagiku yang penakut cerita tersebut cukup mengerikan apabila dialami sendiri.

“Tenang aja.” Hibur Mas Bima ketika kami sampai di depan kantornya. “Ini masih siang, mana ada han…”

“Iya Mas. Udah nggak usah disebut itu nama terlarang.” Potongku.

“Ya udah yuk.” Ajaknya.

Aku mengangguk mengikuti Mas Bima.

Kantor Mas Bima berada di lantai 6, biasanya di setiap lantai ada 2 hingga 3 perusahaan. Namun karena memiliki pegawai yang banyak, maka perusahaan Mas Bima memutuskan menyewa satu lantai sendirian untuk kantornya.

Alhasil di hari Sabtu ini, hanya ada kami berdua di ruangan seluas itu. Suasana seram tak begitu terasa, terutama di ruangan Mas Bima yang langsung berhadapan dengan kaca. Cahaya Matahari yang terik membuat semua kesan seram dan menakutkan lenyap.

“Cklek. Tap. Tap. Tap. Tap Tap Tap Tap.”

Aku dan Mas Bima sama-sama menghadap ke arah pintu. Kemudian kami saling menatap dan kembali dengan aktivitas masing-masing.

Sebenarnya aku ingin langsung bercerita kepada Mas Bima bahwa mendengan suara pintu terbuka, disusul dengan langkah kaki mendekat kemari. Namun aku terlalu takut, karena katanya ‘mereka’ akan tahu saat dibicarakan.

“Hhh.” Keluhku dalam hati. Lebih baik aku diam dan pura-pura tak tahu.

Bosan bermain ponsel, aku mengamati sekeliling. Tepat di seberang gedung perkantoran ini merupakan parkiran. Sejak tadi sama sekali tak ada henti-hentinya mobil lalu lalang, menunjukkan banyaknya pengunjung Mal di akhir pekan. 

Deg! Jantungku seolah berhenti berdetak. Aku melihat sebuah siluet hitam tepat di samping pintu masuk ruangan Mas Bima yang dibiarkan terbuka. Siluet tersebut tak begitu jelas, tapi aku tahu bahwa itu adalah ‘makhluk’ asing. 

Aku menundukkan pelan kepalaku, berusaha agar tak terlihat jelas mengetahui kehadirannya. “Hhh.” “Hhh.” “Hhh.” Aku mengambil nafas pelan, untuk menenangkan jantungku yang masih berdegub kencang.

“Rin kenapa?”

“Anu Mas.” Kataku terpotong bingung membuat alasan apa. “Bosan aja, Hehehe.” Lanjutku tertawa menutupi kegugupan hatiku yang masih bisa kurasakan.

“Sabar ya ini tinggal tunggu konfirmasi email aja, kalau udah oke bisa langsung cabut kita.”

Aku mengangguk.

“Cklek. Tap. Tap. Tap. Tap Tap Tap Tap.”

Belum usai penampakan siluet hitam mengganggu pikiranku, lagi-lagi suara pintu terbuka dan langkah kaki mendekat kembali terdengar. Entah dengar atau sengaja mengabaikan, Mas Bima tetap sibuk dengan layar komputernya. 

“Cklek. Tap. Tap. Tap. Tap Tap Tap Tap.”

Aku tetap duduk dan tak bergeming sekalipun mendengar suara itu berulang kali. Rasanya terlalu takut untuk memastikan dan beranjak dari kursi. 

“Ehm Mas.” Panggilku. “Nyalain lampu dong. Gelap.”

Mas Bima menatapku bingung. Sebenarnya sudah jelas bila dia bingung, karena ini masih pukul 3 sore, bahkan matahari masih bersinar terik. Namun melihat raut wajahku, seolah Mas Bima paham dan memilih menyalakan lampu.

Hatiku terasa lebih tenang sejak lampu menyala. Tahu kan perasaan ketika nonton film horor, kamu bisa bernafas lega ketika hari menjelang siang, seolah digambarkan bahwa saat terang hantu tak mungkin muncul.

JAGUARQQ SITUS DOMINO99 POKER ONLINE DAN BANDARQ ONLINE

Aku kembali mencoret-coret kertas di hadapanku. Sampai dikagetkan dengan sesuatu yang menggelinding dari bawah kakiku. Tanpa suara dan rupa jelas, bayangan hitam pekat serta bulat menggelinding begitu saja di bawah kakiku.

“Deg. Deg. Deg.” Jantungku berdetak lebih cepat dari sebelumnya.

Aku mengambil napas, membuangnya, mengambil napas, membuangnya. Namun seolah sia-sia, jantungku masih berdetak kencang, dan perasaanku takut masih menyelimuti hatiku.

“Karin.” Panggil Mas Bima. “Turun yuk.”

Tanpa Ba Bi Bu aku segera mengambil tasku dan segera menggandeng Mas Bima berjalan cepat keluar dari ruangannya.

“Haaaah.” Aku bernafas lega sesampainya di Mal. Aku masih ingat dengan jelas perasaan mencekam yang mengangguku semenjak tadi, bahkan di ruangan dingin yang hanya ada kami berdua, keringatku tak berhenti mengucur. 

“Oh ya Mas Emailnya udah dibales? Kok tiba-tiba ajak turun?” Tanyaku menyadari, bahwa Mas Bima mendadak mengajak turun.

“Belum.”

“Nah kok ajak turun?” Tanyaku penasaran, walau sebenarnya sih senang-senang aja karena akhirnya bisa berada dikeramaian.

“Mas tadi.” Jawabnya terpotong. “Lihat ada yang ngintip.” Lanjutnya pelan.

“Di mana Mas?” Kataku terkejut, karena Mas Bima juga mengalami gangguan sama denganku.

“Pintu. Nggak ada rupanya, hanya bayangan hitam. Anehnya bentuknya itu Oval, kayak kepala ngintip tapi hitam.”

Aku terdiam, terkejut. Apa yang dilihat Mas Bima, sama dengan sesuatu di bawah kakiku tadi. “Jangan-jangan penunggu kantor Mas, karena tadi aku juga lihat.”

“Kamu juga lihat?”

Aku mengangguk. “Tapi nggak berani ngomong, takut.”

Mas Bima tertawa. “Wah gila banget lho ini masih sore, bahkan matahari aja masih terang banget.”

“Mas juga denger suara pintu dibuka dan langkah kaki?”

“Dengar, tapi yang kedua dan selanjutnya sengaja Mas diemin.”

Aku mengangguk paham.

“Padahal selama ini Mas masih ragu sama cerita anak-anak kantor.” Lanjutnya tertawa. “Bahkan si Hadi tangannya pernah dicakar. Mas mikirnya rasional aja, kalau dia nggak sengaja kegaruk. Tapi setelah mengalami sendiri, bahkan di siang bolong gini, Mas jadi percaya mereka benaran ada.”   JaguarQQ

Aku tersenyum, benar kata Mas Bima. Bila kita tidak mengalami sendiri, mungkin cerita-cerita seperti ini hanya seperti bualan, tapi percayalah bahwa kita selalu hidup berdampingan dengan mereka. 


JaguarQQ

22 Apr 2021

Kisah Nyata Orang Kesurupan Ini Bakal Buatmu Merinding!

JaguarQQ

 Kerasukan adalah kondisi saat tubuh manusia dirasuki atau dihuni oleh makhluk asral atau arwah lainnya. Terkadang hal ini terjadi akibat manusia terlalu sering melamun atau dalam kondisi yang kurang prima.

Nah, mau tahu seperti apa rasanya melihat orang lain kerasukan?  sudah kami rangkum cerita dari orang yang pernah mengalami hal ini.

1. Muridku di pojok sana.

Hari itu seperti biasa aku mengajar di sebuah sekolah menengah pertama. Aku masuk kelas, suasana kelas sudah tidak mengenakkan bagiku siang itu. Aku memulai pelajaran seperti biasa. Namun, yang aku bingungkan adalah salah satu muridku yang ada di pojok kelas. Padahal dia tidak termasuk murid pemalas dan tidak biasa duduk di belakang. Tumben sekali, menurutku. Ketika sesi tanya-jawab, aku pun sengaja memanggil namanya. Aku panggil terus, dia tidak menjawab. Teman sekelasnya pun telah melihatnya kebingungan. Dia hanya duduk tertunduk. Aku pun kembali memanggil namanya. Dia kemudian mulai tertawa. Tertawanya pun beda, suaranya seperti leher sedang tercekik. Perasaanku mulai tidak enak dan benar saja, dia mulai tertawa sendiri. Matanya tertutup, tapi dia seperti tidak bisa mengontrol diri dan terus tertawa. Suasana kelas mulai panik, dan aku meminta para murid untuk keluar dari kelas kemudian meminta ketua kelas untuk memanggil guru dan staf sekolah.   BandarQ Online

Kemudian, dia malah mulai menangis. Dia berkata "Aku juga mau ikut belajar. Aku nggak mau di sini terus. Aku ikut dia terus, ya." Bulu kudukku pun berdiri. Jujur, aku panik dan takut murid-murid lain terkena hal serupa. Akhirnya, guru lain pun datang dan bantu menenangkannya. Dia terus berteriak meminta para guru memanjatkan doa di dekatnya. Sekitar 10 menit guru berjibaku dengan makhluk yang ada di dalamnya. Akhirnya dia tenang, meskipun diakhiri dengan tawa yang membuat diriku merinding.

2. Temanku terlalu 'tidak tahu diri'.

Seperti biasa aku nongkrong dengan teman-temanku pada sore hari. Menjelang maghrib, aku dan teman-teman lain ingin pulang, tapi Putri tidak mau. Dia bersikeras untuk nongkrong dulu. Kami pun mengalah. Namun, yang menjadi masalah adalah tingkah laku Putri yang seperti tidak mengindahkan sejumlah larangan di tempat nongkrong kamu. Dia mulai merokok dan buang sampah seenaknya. Melewati adzan Maghrib, Putri mulai terdiam. Dia tidak merokok ataupun ngobrol dengan kita. Salah satu temanku pun menepuknya dan berkata "Hoi, kan lu yang ngajak kita nongkrong lagi, kok diam sih."

Putri mulai menangis dan meronta-ronta. Dia pun berteriak "Kurang ajar kamu! Kurang ajar kalian! Pergi! Pergi!". Kami panik, berusaha menenangkannya. Kami sadar kalau dia kerasukan. Kami pun segera meminta tolong satpam di pos jaga depan. Satpam tersebut sadar bahwa ada yang tidak beres dan segera berlari ke arah kami. Putri terus memberontak dan mencakar teman-teman laki-laki yang menahannya. Satpam tersebut seperti sudah paham cara mengusir makhluk yang ada dalam tubuh Putri. "Hei! Jangan ganggu! Biarkan mereka main!" kata Satpam. "Dia nggak sopan. Rumahku dibuangi sampah! Pergi! Pergi!" balas Putri. Bapak Satpam tersebut pun habis-habisan baca doa dan Putri kembali memberontak.

Lebih dari 20 menit, sampai akhirnya makhluk itu pergi. Putri diangkat ke pos satpam dan kami diceramahi habis-habisan oleh bapak itu.

3. Makhluk itu berpindah-pindah.

Kelasku waktu itu kosong, jam menunjukkan pukul 13.00. Guru kami tidak masuk dan tidak ada guru pengganti. Kami pun hanya bermain-main. Namun semuanya terdiam ketika salah satu teman kami tertawa dengan suara nyaring. Kami memintanya untuk lebih tenang agar tidak dimarahi guru dari kelas lain. Dia tidak bisa diam, sampai akhirnya mulai kejang-kejang. Kami panik, teman-temanku yang perempuan mulai ketakutan. Guru di kelas sebelah mendatangi kami dengan raut wajah marah. Ketua kelas kami berusaha menjelaskan dan akhirnya para cowok dan guru tersebut mengangkat teman yang kesurupan ini ke UKS.

JAGUARQQ SITUS DOMINO99 POKER ONLINE DAN BANDARQ ONLINE

Di sana, beberapa guru ikut berkumpul dan baca doa. Sebentar saja setelah dibacai doa, dia sudah tenang. Namun, teriakan terdengar dari kelas kami lagi. Ternyata murid lain juga terkena hal serupa. Guru pun berlari ke kelas. Kembali doa-doa berhasil mengusir makhluk itu. Namun murid lain di kelas kami pun berteriak lagi. Guru-guru kebingungan terus membaca doa sampai 10 menit kemudian. Keadaan lebih tenang dan murid-murid langsung dipulangkan.

4. Anak tetanggaku diikuti dan terus dirasuki.

Jadi, singkatnya malam itu anak tetanggaku sakit panas. Demam tinggi, kata orangtuanya saat meminta es batu di rumahku. Semalaman aku bisa mendengar anaknya mengerang. Kemudian, keesokkan harinya dia lebih tenang. Namun malamnya, suhu badannya kembali naik dan dia kembali mengerang. Karena curiga, warga lain meminta keluarga itu untuk memeriksakan anaknya ke paranornal. Akhirnya paranormal dipanggil sore itu. Anak tersebut langsung lari ketakutan dan berteriak-teriak ketika melihat sang paranormal. Kemudian anak itu mulai berteriak ketika sang paranormal mengucap doa.

"Panas! Panas! Berhenti!" kata anak itu. Sang orangtua yang tidak tega pun meminta paranormal untuk menghentikannya. Namun, sang paranormal tidak mau dan memberitahu bahwa anaknya telah diikuti oleh genderuwo dan setiap malam ingin merasuki tubuh anak itu agar bisa mendapat energi dari manusia. Pasrah, orangtuanya pun ikuti memanjatkan doa bersama paranormal itu. Anak tersebut terus mengerang kesakitan dan kepanasan. Hingga cukup lama, akhirnya tenang dan sadar. Dia mengatakan "Ma, om bulu-bulunya masih ada di depan rumah." Sang dukun pun membantu keluarga tersebut mengusir makhluk hidup.

5. Pembantu baruku dapat 'teman' baru.

Bulan lalu aku mendapat pembantu baru setelah tiga bulan aku kesulitan mendapatkan yang cocok. Pembantu baruku ini pekerja keras dan jujur. Dia juga baik hati kepada keluargaku. Dua bulan pertama, dia mulai melaporkan padaku kalau kurang enak dengan suasana kamarnya di dekat dapur. Aku memahami kondisinya, mungkin dia terlalu peka. Bagiku karena tingkahnya yang baik, aku berikan pula yang dia inginkan dengan kamar kosong lainnya di dekat kamar anakku.

Tidak ada komplain lagi darinya selama dua minggu. Namun, suatu malam dia berteriak-teriak dan menggedor-gedor dinding kamarnya. Anakku yang panik langsung nangis dan aku serta suami pun langsung menenangkan anak dan mengecek pembantu. Ketika diketuk tidak ada respon, hanya teriakan dari kamarnya. Kami panik dan meminta sopir kami untuk membantu suami mendobrak pintu kamarnya. Terlihat dia sudah di lantai dengan badan sudah kejang-kejang sambil teriak. Kami pun langsung meminta supir untuk meminta tolong tetangga seberang rumah yang memang punya kemampuan lebih. Tak lama dia datang dan mengatakan bahwa pembantu kami sedang diperebutkan dua makhluk.  JaguarQQ

Keduanya saling keluar masuk dari tubuhnya. Tetangga kami segera membaca doa-doa sambil membawa Al Quran. Dia terus menerus membaca sambil mengarahkan Al Quran ke pembantu kami. "Pergi, jangan ganggu keluarga ini! Kalian tidak bisa punya satu tubuh untuk kalian sendiri!" Terus menerus doa dipanjatkan. Hampir 45 menit semua ini terjadi, sampai pembantu kami lebih tenang dan diberi air yang sebelumnya sudah didoakan. Setelah beres, kami akhirnya memindahkan semua anggota keluarga serta pembantu di lantai dasar dan kamar berdekatan.


JaguarQQ

21 Apr 2021

Seram dan Bersejarah, 6 Museum ini Menyimpan Kisah Tragis Zaman Penjajahan

JaguarQQ

 Saat berwisata biasanya kita akan disuguhi hiburan, permainan, pemandangan alam atau hal-hal yang up to date. Wisata di museum kita justru menghadirkan pengalaman lain. Kita bisa melihat koleksi benda-benda langka atau bersejarah dan tempat terjadinya suatu peristiwa. Nggak heran, selain identik dengan wisata edukasi, museum juga identik dengan wisata mistis, karena beberapa museum menyimpan kisah tragis peristiwa di masa lalu.

Misalnya museum yang menyimpan kisah tragis zaman penjajahan. Selain bisa belajar sejarah, mengenang perjuangan para pahlawan, museum yang menyimpan kisah tragis biasanya punya benda atau tempat yang ikonik. Hal ini justru menjadi daya tarik wisata, apa lagi jika museum tersebut memiliki program night tour atau wisata malam. Berikut beberpa museum yang meyimpan kisah tragis zaman penjajahan!  BandarQ Online

1. ‘Gerbong Maut’ di Museum Brawijaya Malang. Kisah tragis zaman penjajahan yang menimpa para tahanan

Salah satu koleksi paling ikonis di Museum Brawijaya adalah gerbong kereta. Gerbong ini adalah gerbong kereta barang yang dahulu digunakan tentara Belanda untuk mengangkut 100 tahanan pribumi dari penjara Bondowoso menuju penjara Bubutan, Surabaya. Sepanjang perjalanan kondisi di dalam gerbong sangat menyiksa, udara yang minim dan perjalanan di siang hari membuat gerbong seperti neraka yang begitu menyiksa bagi para tahanan.

Peristiwa ini menjadi kisah tragis karena ketika tiba di Surabaya, ternyata dari 100 orang tahanan, 46 orang di antaranya telah meninggal dunia. Sementara itu, 42 orang dalam kondisi sakit dan 12 orang dalam kondisi baik. Gerbong bernomor GR10152 yang menjadi saksi bisu kisah tragis zaman penjajahan ini, akhirnya terkenal dengan sebutan ‘Gerbong Maut’ dan tersimpan di halaman belakang Museum Brawijaya.

2. Penjara bawah tanah untuk kalangan pelanggar hutang dan tahanan politik di Museum Fatahillah Jakarta

Selain menyimpan benda-benda peninggalan masa penjajagan, museum yang terletak di kawasan Kota Tua ini punya penjara bawah tanah yang menyimpan kisah tragis zaman penjajahan. Penjara tersebut dibagi menjadi dua jenis yaitu penjara wanita dengan tinggi 1 meter, dan penjara pria yang tingginya 170 meter, sementara lebarnya masing-masing 3 meter. Tiap ruangan diisi 40 hingga 50 tahanan yang dibiarkan tanpa diberi makan.

Sementara kaki mereka diberi bola besi seberat 50kg. Tahanan dibiarkan berdesakan tanpa diberi kesempatan keluar sedikit pun. Dalam kondisi tersebut nggak sedikit tahanan yang meninggal sebelum diadili di pengadilan. Kebanyakan dari mereka meninggal karena terserang berbagai penyakit.

3. Barak untuk wanita pribumi yang dijadikan pemuas nafsu tentara Belanda di Benteng Pendem Cilacap

Benteng pendem dibangun oleh pekerja rodi pribumi dan dijadikan tempat pertahanan bagi tentara Belanda. Para pekerja yang sudah nggak produktif di bunuh dengan tujuan supaya mereka nggak membocorkan lokasi benteng pada musuh. Bentuk benteng ini seperti barak yang dilengkapi lorong besar dan jenderla di tiap lorongnya. Konon, barak-barak ini nggak hanya dijadikan markas dan tempat pertahanan aja.

JAGUARQQ SITUS DOMINO99 POKER ONLINE DAN BANDARQ ONLINE

Beberapa barak dijadikan penjara bagi wanita pribumi yang dijadikan pemuas nafsu para tentara. Tragisnya, banyak tahanan yang nekat mengakhiri hidupnya karena nggak kuat menghadapi kekejaman tentara Belanda saat itu. Sekarang Benteng Pendem dijadikan cagar budaya sekaligus destinasi wisata sejarah yang menyimpan kisah tragis zaman penjajahan Belanda.

4. Monumen Korban 40 Ribu Jiwa di Makasar, saksi bisu tragisnya peristiwa Westerling pada masa penjajahan Belanda

Monumen ini berada di Jalan Kornan 40 Ribu Jiwa yang terlatak di utara kota Makasar. Tempat ini dulunya merupakan lokasi kuburan masal korban pembantaian yang dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling pada tahun 1946-1947. Peristiwa ini dikenal juga dengan tragedi Westerling.

Dilansir dari Detik Travel, sebenarnya korban pada tragedi tersebut nggak mencapai 40 ribu jiwa. Namun, angka tersebut memang dijadikan gugatan pada Belanda karena pelanggaran HAM yang terjadi saat itu. Di monumen ini memiliki patung yang sangat ikonik, berupa orang yang berdiri dengan satu kaki dan tanpa lengan. Patung ini menggambarkan kondisi korban saat tragedi tersebut terjadi.

5. Benteng Fort Rotterdam, saksi perjuangan pribumi melawan kekejaman VOC yang merampas hak perdagangan di wilayah Makasar

Sebelum jatuh ke tangan Belanda, benteng ini disebut dengan Benteng Ujung Pandang. Saat itu terjadi ketegangan antara VOC dengan pribumi di Makasar. VOC menyerang kapal-kapal pedagang yang akan menjual beras ke Portugis. Saat itu perang Makasar akhirnya terjadi hingga tahun 1667. VOC pun berhasil memaksa penandatanganan Perjanjian Bongaya yang sangan merugikan pribumi. Hingga akhirnya VOC berhasil merampas seluruh hasil bumi di Makasar dan mengambil alih Benteng Ujung Pandang.

6. Penjara dalam saluran air di Museum Lawang Sewu Semarang pada zaman penjajahan Jepang

Museum Lawang Sewu dulunya merupakan kantor perusahaan kereta api swasta milik Belanda. Gedung ini diambil alih oleh Jepang dan digunakan sebagai kantor transportasi sekaligus gedung militer. Gedung utama terdiri dari dua lantai yang dulu dijadikan kantor dan aula yang cukup besar, serta ruang bawah tanah yang dijadikan saluran air. Pada zaman Belanda, saluran air ini berfungsi untuk pendingin lantai gedung. Namun, saat diambil alih oleh Jepang, bagian bawah tanah ini justrus dijadikan penjara.  JaguarQQ

Ruang bawah tanah ini berbentuk lorong, di bagian tengah lorong terdapat sekat ruang. Konon, sekat ini digunakan oleh tentara Jepang sebagai penjara. Tahanan diminta berdiri di sana secara berhimpitan lalu ditutup dengan terali besi, sehingga nggak bisa duduk. Pada ruang lain terdapat sekat lebih pendek yang tingginya pas untuk jongkok orang dewasa. Tahanan diminta untuk jongkok di antara sekat tembok lalu atasnya ditutup terali besi. Tragisnya, tahanan dibiarkan sampai meninggal dalam kondisi tersebut. Jenazahnya dibuang ke sungai di samping gedung melalui lubang ventilasi.

Deretan museum bersejarah ini nggak jarang menimbulkan kesan seram bagi pengunjung. Namun, di balik kisah tragis masa lalu di museum-museum ini justru membuat daya tarik bagi wisatawan yang penasaran dan ingin melihat langsung tempat dan benda-benda bersejarah di sini. Apakah kamu juga ingin berkunjung ke museum-museum ini?


JaguarQQ

20 Apr 2021

Ritual Gagal, Berakhir Tertabrak Kereta Saat Kesurupan

JaguarQQ

 "Sang ireng jeneng muksa pangreksan, sang ening meneng jati rasane, lakune ora katon, pangrasane manusia."

Mursadi terus mengulang-ulang mantra tersebut. Berdasarkan tuntunan dukun kepercayaannya, mantra tersebut dipercaya dapat mendatangkan genderuwo untuk pesugihan mengais rezeki.

Saban malam, sejak pukul 19.00 hingga pukul 23.00, Mursadi terus menerus mengulang-ulang mantra tersebut. Meski telah hampir ratusan kali ia membaca, tak satupun makhluk gaib menghampirinya.

"Jika ia tak kunjung datang, janganlah kau menyerah hingga pukul dua belas tiba. Lewat itu, kau harus segera pulang," begitu kira-kira penuturan sang dukun kepada Mursadi.

Di hadapan Mursadi, telah tersimpan rapi berbagai macam sesajian dan satu kepala kerbau yang masih bau amis darah. Itu semua dipersiapkannya demi mendatangkan genderuwo yang ia idamkan.  BandarQ Online

Rencananya, saat genderuwo itu tiba, Mursadi ingin meminta bantuan kepada genderuwo tersebut untuk memberikan bulu di sekujur tubuhnya untuk Mursadi. Ia percaya, bulu genderuwo dapat mendatangkan berkat dan kekayaan.

Kembang tujuh rupa dan bau bakaran kemenyan tercium begitu pekat. Belum lagi, bau pekat itu bercampur dengan aroma amis darah yang dikeluarkan dari bangkai kepala kerbau.

Meski sudah bercampur dengan berbagai bau kurang sedap, Mursadi tetap khusyuk membacakan mantra berharap sesosok hitam, tinggi, dan berbulu hitam tiba di hadapannya. Ia ingin sekali cepat kaya.

Namun begitu, meski telah berjam-jam duduk di atas pertapaannya, sosok genderuwo yang ia idamkan tak kunjung muncul. Lagi-lagi, ia tak menyerah. Ia malah semakin khusyuk membacakan mantra tersebut.

"Iki sopo? Iki sopo?! Wuahhhhh!"

Tepat pukul 00.00, Mursadi tiba-tiba terjengkang ke belakang dan suaranya berubah menjadi sangat berat. Ia terus menerus menanyakan "Ini siapa?" entah pada siapa.

Tak satu orang pun ada di samping Mursadi. Sejak sore tadi, Mursadi duduk sendiri. Tempat pertapaannya adalah sebuah gudang yang tak terpakai. Namun, ia tak takut. Ia tetap berani melanjutkan ritual.

"Iki sopo?!"

Lagi-lagi Mursadi berteriak seperti mencari-cari seorang pelaku kejahatan. Suaranya semakin berat hingga membuat Mursadi hampir putus pita suara.

"Aku genderuwo penunggu tanah ini. Siapa yang memanggilku? Siapa?!"

Setelah bergumul di tanah, Mursadi tiba-tiba terdiam lalu berbicara seperti itu. Badannya membungkuk seperti hewan, air liurnya dibiarkan menetes, dan matanya selalu melotot.

Tampak Mursadi kerasukan arwah genderuwo yang ia panggil sendiri. Tak mendengar jawaban dari orang lain, makhluk gaib yang tak mendapatkan jawaban itu kemudian membawa tubuh Mursadi berjalan tak tentu arah

JAGUARQQ SITUS DOMINO99 POKER ONLINE DAN BANDARQ ONLINE

Mursadi dibawa berjalan menjauh dari titik pertapaannya. Ia tampak seperti orang gila yang mengenakan pakaian bersih, hanya ada kotor tanah di bagian samping bekas terjatuh.

Orang-orang yang dilewatinya jelas-jelas memerhatikan Mursadi. Ia sudah ibarat orang gila yang lepas dari rumah sakit jiwa.

"Wah. Mungkin pasien yang lari tuh," begitu kira-kira cemoohan-cemoohan warga yang terdengar.

Sampailah Mursadi ke sebuah rel kereta api. Ia sempat ditanya oleh warga setempat, hendak pergi ke mana, tetapi Mursadi tak menjawab, ia hanya tersenyum saja.

Semakin jauh Mursadi berjalan, semakin tak terlihat satupun orang-orang. Ia benar-benar sendirian di sana. Tak ada satupun yang memaksanya berhenti atau memperingatkannya tentang bahaya.

Tiba-tiba Mursadi berhenti di tengah-tengah rel kereta yang diapit oleh dua bukit kecil. Sangat gelap sekali tempat itu. Baru saja berhenti, Mursadi kemudian tertunduk pingsan.

Tak lama, ia terbangun, tubuhnga berada di tengah-tengah rel. Belum lagi Mursadi menyadari lokasinya, tiba-tiba suara terompet kereta api beserta sorotan lampu tembaknya sudah dekat.  JaguarQQ

Brak! Mursadi tewas terlindas kereta api malam itu saat dirinya baru sembuh dari kerasukan makhluk gaib. Jasadnya ditemukan esok hari oleh warga setempat.


JaguarQQ

18 Apr 2021

Memilukan! Kisah Mistis di Rumah Pesugihan

JaguarQQ

 Ini adalah sepenggal cerita misteri di perbatasan Surabaya. Beberapa rumah di kawasan Bungurasih, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur menyimpan kisah mistis. Dulunya rumah-rumah tersebut dihuni oleh keluarga yang kehidupannya biasa-biasa saja.

Di salah satu rumah, terdapat keluarga yang sehari-harinya berbisnis. Lantaran tak sabar dan ingin cepat kaya, sang kepala rumah tangga akhirnya memutuskan untuk memakai pesugihan.  BandarQ Online

Sang ayah melakukan ritual perjanjian dengan makhluk gaib. Dia rela menumbalkan orang lain supaya bisnisnya lancar. Alih-alih menjadi sukses, pesugihan ini justru menjadi sumber dari segala melapetaka yang menimpa keluarga tersebut.

Tidak hanya berdampak kepada keluarganya saja, pesugihan ini juga berdampak kepada tetangga yang tinggal di sebelah keluarga ini. Sehingga, keluarga tetangganya tersebut juga menggunakan pesugihan untuk menjadi kaya raya.

Tim PM:AM dari IDN Media, Doel dan Bayu, berusaha untuk mengungkap sejarah di balik cerita mistis rumah-rumah di Bungurasih dengan datang ke lokasi tersebut.

1. Tumbalkan nyawa anak perempuan

Saat tim PM:AM IDN Times memasuki rumah yang sudah terbengkalai, hawa panas langsung menyergap Bayu dan Doel. Semakin ke dalam rumah, hawa terasa semakin panas dan berat.

Kondisi rumah pertama yang dimasuki pun sudah terbengkalai dan ditumbuhi oleh akar-akar di dinding rumah. Bangunannya pun sudah lapuk, dipenuhi oleh sampah, dan memiliki sisi-sisi yang bolong. 

Bayu menceritakan, perjanjian pesugihan yang dilakukan ayah dari keluarga ini dengan makhluk gaib harus menumbalkan nyawa anaknya sendiri. Sebab itu, anak terakhir dari keluarga ini dikubur di salah satu ruangan di dalam rumah.

Alasan kenapa si anak harus dimakamkan di rumah, kata Bayu, supaya para tetangga tidak curiga saat anak bungsu keluarga ini tidak pernah terlihat lagi. Kuburan anak perempuan tersebut kini dipenuhi oleh banyak akar di atasnya. Bahkan, akar-akar yang menjalar di dinding rumah pun memusat ke kuburan anak ini.

"Itu (kematian anaknya) gak nyelesain masalah karena dia masih haus materi," ujar Bayu.

2. Rumah kedua juga ikut-ikutan menggunakan pesugihan, jenisnya tuyul

Ketika memasuki bangunan rumah kedua, Bayu dan Doel menghampiri sebuah sumur yang berada di depan rumah. Sumur tersebut dijaga oleh makhluk gaib berupa genderuwo dan setelah diamati, sumur ini juga memakan korban seorang anak kecil seperti rumah sebelumnya.

JAGUARQQ SITUS DOMINO99 POKER ONLINE DAN BANDARQ ONLINE

Bayu menjelaskan, rumah kedua ini juga menggunakan pesugihan seperti rumah pertama. Namun, mereka tidak sadar kalau pesugihan yang digunakan itu justru merugikan keluarga mereka dan juga merugikan tetangga.

"Jadi, rumah pertama pakai pesugihan, terus tanpa disadari rumah kedua ini seret. Kemudian, rumah kedua pakai pesugihan, terus rumah kedua seret. Begitu aja terus, makanya mereka gak pernah merasa cukup," ujar Bayu.

Perbedaan pesugihan kedua rumah ini ialah rumah pertama menggunakan sosok jenglot dan rumah kedua menggunakan sosok tuyul untuk pesugihan. Kedua rumah ini mencari hal yang sama, yakni kekayaan dunia semata. 

"Berawal dari rumah pertama yang menggunakan pesugihan dan rumah samping akhirnya ikut juga. Jadi kayak tambal sulam gitu, lho," ujar Bayu.

3. Geni Banaspati, sosok gaib bertubuh besar dan berapi. Mirip genderuwo, kukunya panjang dan tajam

Ketika tim PM:AM sedang menyiapkan keperluan untuk stay atau uji nyali di tempat, tiba-tiba Bayu dirasuki oleh sosok gaib dari rumah kedua. 

Diketahui, sosok ini bernama Geni Banaspati, ia memiliki rupa yang besar seperti genderuwo. Namun, sosok ini mengeluarkan api yang panas dari seluruh tubuhnya dan memiliki kuku yang panjang juga tajam.     JaguarQQ

Sosok ini merupakan salah satu sosok pesugihan yang menempati rumah kedua di Bungurasih ini. Sosok Geni pun mengaku bahwa ia tidak sendiri di dalam rumah ini, melainkan ada teman-teman lainya yang diundang oleh pemilik rumah. 

"Orangnya (pemilik rumah) suka memanggil saya dan teman-teman saya supaya mereka menjadi kaya," ujar sosok tersebut saat merasuki tubuh Bayu. 


JaguarQQ

11 Apr 2021

Merinding di Blok M

JaguarQQ

Gelap, kosong, sunyi.

Hanya sedikit lampu menyala memberi penerangan.

Seramnya gedung kosong di malam hari..

Seorang teman akan berbagi kisah cekam ketika bekerja di salah satu Mall/Plaza terkenal di Jakarta.

“Lift udah dimatiin Di, lo harus lewat tangga dalem.”

“Yaaaaahh, aku sendirian pula. Mba Yan gak mau turun bareng?” 

“Belum bisa, masih ada yang harus gw kerjain nih.”

Itu percakapanku dengan Mba Yanti, staff admin di tempat aku bekerja.

Setelah berganti pakaian, aku berniat untuk langsung pulang. 

Aku yang baru bekerja selama dua bulan, entah disengaja atau tidak, lebih sering ditugaskan untuk shift sore, tentu saja pulangnya akan malam, seperti kali ini.  BandarQ Online

Bioskop ada di lantai 6, maka dari itu aku harus menuruni tangga eskalator ~yang sudah dalam keadaan mati juga~ lantai demi lantai untuk sampai ke lantai dasar karena lift yang biasanya bisa digunakan ternyata malah mati, entah kenapa. 

Gedung Blok M Plaza ini berbentuk melingkar walaupun gak bundar, di tengahnya ada ruang kosong dari atas sampai ke bawah. Jadi, untuk menaiki atau menuruni eskalator, harus memutar mengelilingi sebagian lantai untuk menuju eskalator berikutnya. 

Inilah yang aku lakukan, harus menyusuri lantai demi lantai, menuruni tangga, menuju pintu keluar di lantai dasar. 

Berjalan melewati depan setiap toko, pemandangan pantulan kaca displaynya membuat aku bisa melihat diri sendiri yang sedang berjalan sendirian. Ya terang saja sendirian, sudah nyaris jam 12 tengah malam. 

Ini bukan yang pertama, sebelumnya sudah beberapa kali aku pulang dan berjalan sendir di dalam gedung plaza ini. Akan tetapi, sesekali aku juga melihat satu atau dua orang sekuriti yang sedang patroli, entah melihatnya dari jauh atau berpapasan langsung. 

Aku yang pada dasarnya sangat penakut, sedikit merasa aman ketika sudah melihat ada petugas sekuriti. 

Seperti yang aku bilang tadi, gedung ini memiliki ruang kosong di tengahnya, dengan begitu aku dapat melihat langsung pemandangan lantai perlantai, dari atas sampai ke bawah. 

Makanya kadang aku dapat melihat sekuriti atau orang lain sedang berjalan di lantai berbeda dengan lantai yang sedang aku susuri. 

Begitu juga malam ini, aku tentu saja bisa melihat pemandangan yang sudah aku ceritakan tadi, walaupun sebagian besar lampu sudah dalam keadaan mati. 

Oh iya, sebagian lampu dalam gedung dalam keadaan mati ketika sudah di luar jam operasional, jadinya ya gelap, walaupun bukan gelap total. 

Tapi ada yang sedikit mengganggu, karena malam ini/kali ini aku gak melihat ada pergerakan orang lain selain aku, biasanya yang paling sering aku lihat adalah petugas sekuriti atau karyawan lain yang juga pulang malam. 

Kali ini beda, malam ini terasa sangat sepi..

Hanya suara langkah kakiku saja yang terdengar. 

Masih di lantai lima, tapi sepertinya aku sudah merasa gak nyaman. Solusinya? mempercepat langkah supaya lekas sampai bawah.

Eskalator mati, AC juga mati, hal ini tentu saja menambah semuanya jadi gak nyaman. 

Tapi, kecemasan berkurang ketika tiba-tiba terdengar suara langkah kaki.

“Ah, akhirnya ada orang juga” Pikirku dalam hati. 

Coba mencari tahu dari mana sumber suara, sambil terus berjalan aku pandangi setiap lantai sampai yang paling ujung, atas juga bawah. 

Yang pasti, sang empunya langkah gak berada di lantai empat yang sedang (baru saja) aku pijak ini, karena sama sekali gak kelihatan ada orang.

Ah, ya sudah, terdengarnya sih dari lantai bawah, mungkin orang itu menuju pintu keluar juga, sama seperti aku. 

Benar, ketika sedang memperhatikan selasar lantai dua, sekilas aku melihat ada orang yang sedang berjalan, melangkah menuju eskalator, tapi jalannya lambat, perlahan. 

Dari penampilannya dapat dipastikan kalau itu bukan sekuriti, karena bentuknya sosok perempuan, terlihat dari gerai rambut panjangnya. Aku juga sangat yakin kalau itu adalah karyawati yang pulang malam, sama sepertiku. 

Aku yang terus bergerak berjalan, akhirnya pandangan jadi terhalang untuk melihat terus perempuan itu, sampai akhirnya benar-benar gak bisa melihatnya lagi. Tapi walaupun begitu, suara langkah kaki masih kedengaran. 

Nah, beberapa detik kemudian suara langkah juga ikut menghilang..

“Ke mana tuh orang?” Pikirku, sambil sejenak

menghentikan langkah, mencari jawaban.

Sama sekali gak kelihatan ada orang..

Cemas kembali kurasa, karena seketika sepi melanda, lagi-lagi. 

Aku kembali meneruskan langkah, menyusuri selasar lantai empat, lalu turun ke lantai tiga.

Langkah buru-buru aku lakukan, karena kosongnya (lagi-lagi) mulai membuat cemas. 

Aku semakin ketakutan, ketika merasa kalau di dalam gedung besar ini sepertinya gak ada orang lagi selain aku, kosong. Walau sepertinya gak mungkin, tapi aku merasa seperti itu. 

Singkatnya, akhirnya aku sampai juga di tangga yang menuju lantai dasar.

Tapi pada saat inilah, ada sesuatu yang menarik perhatian.. 

Ketika sedang melangkah menuruni tangga, kembali aku mendengar suara langkah kaki, persis seperti sebelumnya. Bedanya, kali ini terdengar dari atas, aku gak tahu lantai berapa. 

Masih berada di tengah-tengah eskalator, aku lalu menghentikan langkah, melempar pandangan ke atas, menyapu setiap sisi gedung yang masih dapat terlihat. 

Iya, dalam gelap akhirnya aku melihat sesuatu.. 

Ada seorang perempuan yang sedang berdiri diam di depan salah satu toko di lantai tiga, berdiri dekat dengan dekat dengan pagar kaca. Gak menghadapku, tapi dia berdiri menghadap sisi gedung yang berseberangan dengannya. 

“Itu siapa?” Pertanyaan muncul dalam kepala.

Tapi, melihat itu tiba-tiba aku merinding, ketakutan menyeruak memenuhi ruang bathin..

Sontak, aku melanjutkan langkah, menuruni tangga eskalator terakhir. 

Pintu keluar ada di sebelah kanan, sedangkan posisi perempuan itu di sisi sebelah kiri. Tentu saja, aku bergegas ke berlari kecil ke arah kanan.

Nah, ketika sedang hendak menjauh dari eskalator, tiba-tiba aku mendengar sesuatu. 

Aku mendengar suara tawa perempuan, tawa tertahan tetapi sangat jelas..

Sumber suara berasal dari belakang.. 

Sebenarnya rasa takut sudah dalam level tertinggi, tapi entah kenapa aku malah berhenti berjalan, lalu menoleh ke belakang, ke arah sumber suara.

Kemudian terlihatlah pemandangan yang membuat aku tercekat katakutan, seperti terhipnotis, gak bisa mengalihkan pandangan. 

Awalnya, aku melihat seperti ada tirai putih yang melayang jatuh dari lantai atas. Tapi ternyata bukan.. 

Setelah aku perhatikan lagi, ternyata bukan tirai terbang melayang, tetapi itu adalah sosok perempuan berambut panjang yang sedang melayang turun dari lantai tiga, baju putih lusuh panjangnya tergerai melambai seperti tertiup angin, pakaian inilah yang kulihat sebelumnya seperti tirai. 

Sementara, tawanya masih terdengar mengiringi, bukan tawa melengking, tapi tertahan namun jelas terdengar.

Beberapa detik lamanya aku terdiam memperhatikan, seperti terhipnotis. 

Tapi akhirnya aku tersadar ketika melihat sosok seperti kuntilanak itu akhirnya mendarat di lantai satu, lalu berdiri menghadapku.

Aku langsung membalikkan badan kemudian berlari menuju pintu keluar. 

Tangisku gak tertahan lagi ketika akhirnya sudah benar-benar sampai pintu keluar, di situ ada dua orang sekuriti sedang berjaga.

Aku Diana, pernah bekerja pada satu bioskop yang berada di kawasan blok M, Jakarta selatan. Aku bekerja di tempat itu pada rentang waktu 2007 sampai 2010. 

Sebenarnya, sebelum aku bekerja sudah banyak mendengar cerita seram tentang gedung di mana bioskop tempat aku bekerja ini berada. Memang, gedung perbelanjaan ini termasuk salah satu gedung di Jakarta yang umurnya bisa dibilang sudah tua. 

Ya itu tadi, aku sudah banyak mendengar banyak cerita seram sebelumnya. 

Setelah aku sudah mulai bekerja pun, aku juga banyak mendengar cerita-cerita aneh menjurus seram dari rekan kerja yang sudah lebih dulu bekerja di situ. 

JAGUARQQ SITUS DOMINO99 POKER ONLINE DAN BANDARQ ONLINE

Aku yang sangat penakut, kadang berusaha sebisa mungkin gak mendengarkan cerita-cerita seram itu, tapi ya tetap saja seringnya penasaran, lalu mendengar semuanya. 

Bulan-bulan pertama, aku hanya mendengar ceritanya saja, sama sekali belum merasakan hal-hal janggal. Tapi setelah memasuki bulan ketiga, akhirnya aku mulai mengalami sendiri kejadian seramnya. 

Pengalaman pertama adalah kisah yang aku ceritakan di awal tadi. Ketika melihat sosok kuntilanak terbang dari lantai tiga turun ke lantai dasar.

Setelah peristiwa itu, aku gak mau lagi pulang kerja malam hari jalan sendirian, harus ada yang menemani, aku takut. 

Tapi, walaupun sudah selalu ada teman, ternyata kejadian seram masih ada, aku alami sendiri.

Begini kisahnya..


~Suatu malam di akhir tahun 2009~

Aku yang penakut ini, setelah sudah beberapa kali mengalami kejadian seram, berjanji untuk gak akan pernah lagi berjalan sendirian di dalam gedung ketika pulang larut malam. Pokoknya, apa pun yang terjadi, gak akan mau sendirian 

Kalau memang terpaksa, karena gak ada yang bisa menemani, aku akan menghubungi salah satu sekuriti gedung, meminta tolong mengantar turun. Untungnya, setiap dibutuhkan, rekan-rekan sekuriti selalu ada saja yang bersedia mengantarkan, gak pernah keberatan. 

Sudah kira-kira dua tahun lebih aku bekerja di sini, kurang lebih sudah sangat hapal dengan setiap sudutnya, orang-orangnya, spot seramnya, dan lain lain. 

Maka dari itu seharusnya aku sudah terbiasa dengan segala macam situasinya, tapi ini nggak begitu, semakin lama aku malah semakin parno, semakin ketakutan. 

Banyak alasan bisa seperti itu, salah satunya adalah semakin banyak aku mendengar cerita seram yang dialami pekerja di sini atau pun juga pengunjungnya. Belum lagi banyak peristiwa aneh menjurus seram yang aku alami sendiri. Ah, pokoknya aku semakin takut, semakin parno. 

Mungkin, penggalan kisah yang akan aku ceritakan ini adalah peristiwa terseram yang pernah aku alami, detailnya masih sangat aku ingat.

Lagi-lagi, waktu itu hari kamis, aku mendapat giliran masuk siang, dengan begitu tentu saja akan pulang malam nantinya. 

Sebenarnya malam itu aku sudah berencana untuk langsung pulang setelah tugas selesai, tapi ternyata gak bisa terlaksana. 

Aku yang bukan merupakan pegawai baru lagi, mulai sering diminta untuk membantu kegiatan admisnistrasi. Begitulah, malam itu akhirnya aku harus lembur menyelesaikan tugas tambahan. 

Kebetulan yang gak menyenangkan, Mba Irna, sebagai staf admin sesungguhnya malah harus pulang lebih cepat karena anaknya sakit. Sekitar jam sebelas dia sudah meninggalkan kantor, meninggalkan aku yang jadi pontang-panting menyelesaikan semuanya. 

Kemudian satu persatu rekan kerja pulang meninggalkan, hingga akhirnya hanya tinggal menyisakan aku, dan seorang sekuriti bioskop, Pak Indra namanya, serta seorang office Boy, Ridwan. 

Singkat kata, sekitar jam 12 lewat aku baru bisa pulang.. 

“Pak, nanti kita turun bareng ya. Aku gak berani sendirian.” Aku bilang begitu ke Pak Indra, ketika pekerjaanku sudah selesai.

“Hahaha, kayak orang baru aja masih takut Mba,” Jawabnya sambil tertawa.

“Tapi nanti ya Mba, sekalian nunggu Ridwan beberes sebentar lagi.” Lanjutnya. 

“Oke Pak. saya nunggu di depan ya.” Jawabku, yang kemudian meninggalkan ruangan menuju ke bagian depan bioskop. 

Kebetulan lagi, hari itu lift yang ada di dalam bioskop rusak, gak bisa digunakan. Lift yang biasanya sangat membantu kami dan pengunjung kalau harus pulang malam karena langsung turun menuju basement, tempat parkir. 

Ya sudah, karena lift rusak, kami akan berjalan turun lewat tangga eskalator sampai bawah, memang harus seperti itu, gak ada jalan lain.

Sementara Pak Indra dan Ridwan menyelesaikan pekerjaannya, aku duduk menunggu di kursi dekat pintu masuk. 

Sambil melihat-lihat layar Blackberry kesayangan, aku duduk dalam gelap, karena sebagian lampu sudah dimatikan.

Kursi tempat aku duduk ini berada persis menempel di teras kaca, dari sini aku bisa melihat sebagian besar isi gedung yang tentu saja sudah dalam keadaan kosong. 

Sesekali aku melempar pandangan, menyisir setiap sudut yang masih terjangkau penglihatan.

Sejenak pikiranku melayang, mengingat-ngingat beberapa peristiwa yang pernah aku alami sendiri, atau pun cerita-cerita seram yang banyak beredar. 

Deg! Tiba-tiba aku merinding, kemudian menoleh ke arah pintu bioskop, lalu jadi agak tenang, karena masih sesekali melihat Pak Indra dan Ridwan wara-wiri di dalam. 

Benar-benar sunyi, gak ada suara sama sekali, lagi-lagi aku menerawang ruang, merasakan kosongnya malam.

Melamun sesaat, fokusku hilang dikala hening senyap menjerat kesadaran. 

Tapi tiba-tiba aku melihat sesuatu di kejauhan, ada bayangan berbentuk orang yang muncul dalam gelap. 

Aku yang awalnya kaget, berangsur jadi agak tenang ketika merasa kalau sepertinya yang datang itu benar-benar orang. 

Ternyata memang benar, aku melihat ada seseorang sedang melangkah mendekat. Karena masih cukup jauh, jadinya aku masih hanya bisa melihat dalam bentuk siluet. 

Tapi aku sudah bisa yakin kalau orang ini adalah sosok laki-laki, kalau melihat dari posturnya.

Ketika sudah cukup dekat, barulah aku bisa melihat dengan jelas kalau ternyata yang mendekat ini adalah seorang sekuriti gedung. 

Ah leganya, aku jadi bisa segera turun dengan meminta untuk ditemani ke bawah. 

“Pak, hmmmmm.” Aku menegurnya, ketika kami akhirnya sudah berhadapan. Karena gak familiar, aku melirik ke nametag yang ada di seragamnya, aku membaca nama “Wawan”. 

Iya, aku lupa apakah aku pernah melihat Pak sekuriti yang satu ini atau belum, karena wajahnya masih agak asing. Tapi mungkin saja aku lupa, atau sekuriti baru, bisa jadi.

Pak sekuriti ini tersenyum. 

“Pak Wawan, tolong antar saya ke bawah dong, hehe” Aku meneruskan kalimat yang sempat terpotong sebelumnya.

“Boleh Mba, kebetulan saya juga mau turun.” Jawab pak Wawan sambil tetap tersenyum. 

“Ok, Pak. Sebentar ya, saya pamit ke dalam dulu.”

Lalu aku bergegas berlari ke dalam untuk bilang ke Pak Indra kalau aku turun duluan. 

“Diantar siapa Mba?” Tanya Pak Indra.

“Sekuriti Pak, Wawan namanya. Saya duluan ya Pak” Jawabku sambil langsung bergegas pamit.

Pak Indra yang kelihatan seperti masih punya pertanyaan akhirnya membiarkan aku pergi. 

Sesampainya kembali di pintu depan, aku masih melihat Pak Wawan berdiri dalam gelap, menungguku.

“Sudah Pak, yuk kita turun.” Ucapku. 

Kemudian kami berjalan menuju eskalator, yang sudah dalam keadaan mati.

“Makasih ya Pak, saya gak berani jalan ke bawah sendirian, takuuutt.”

“Iya, Mba. Memang agak seram sih. Hehe.”

Sepenggal percakapan terjadi dalam perjalanan kami ke lantai dasar. 

“Pak Wawan baru ya kerja di sini?” Tanyaku.

“Nggak Mba, udah lama kok.” Jawabnya pendek. 

Satu persatu tangga kami turuni, satu persatu lantai kami susuri.

Ruang gelap sebagian jadi sisi yang harus dilewati, barisan kaca display toko yang sudah tutup memantulkan bentuk yang ada di hadapannya, layaknya cermin.   JaguarQQ

Sesekali ada percakapan antara aku dan Pak Wawan, percakapan yang selalu aku yang memulai, beliau hanya menjawab seperlunya. Terus seperti itu, sampai ketika aku mulai merasa ada yang gak beres.. 

Tiba-tiba aku mendengar ada suara langkah kaki, langkah kaki yang sepertinya ada di belakang kami.

Reflek, aku menoleh ke belakang. Ternyata kosong, gak ada orang sama sekali. 

Pak Wawan seperti gak menyadari ada suara langkah, seperti hanya aku yang mendengarnya, sementara dia terus berjalan sambil pandangannya tetap mengarak ke depan. 

“Pak, kayak ada orang di belakang.” Akhirnya aku buka suara.

“Biarin Mba.” Jawab Pak Wawan pendek.

Ya sudah aku ikut saja, terus melangkah, coba mangabaikan suara yang jelas-jelas kedengaran. 

Sekali lagi, tipikal berjalan di dalam mall, sisi kanan atau kiri adalah kaca display toko-toko yang berbaris, toko yang tentu saja sudah dalam keadaan tutup, dan kosong. 

Kaca-kaca display ini, kalau ruangan di dalamnya dalam keadaan gelap tentu saja menjelma menjadi cermin, cermin yang memantulkan semua objek yang ada di hadapannya. 

Awalnya, aku gak memperhatikan pantulan yang ada di kaca ini, karena sudah pasti isinya adalah aku dan Pak Wawan, yang sedang berjalan menyusuri depan toko.

Benar adanya, karena kami yang sedang ada di depan kaca, ya jadinya pantulan tubuh kami berdualah yang muncul. 

Tapi ada yang aneh.. 

Ada yang menarik perhatian dari pantulan kaca, hal itu menyebabkan aku jadi memperlambat langkah, karena itulah Pak Wawan jadi beberapa langkah di depan.

Semakin penasaran aku untuk memperhatikan kaca display toko.. 

Beberapa detik kemudian aku semakin melambatkan langkah, sampai akhirnya benar-benar berhenti.

Kenapa? Ada apa? 

Degup jantung seperti berhenti, desir hawa dingin langsung menyergap diri, ketika dari pantulan kaca aku melihat kalau Pak Wawan berjalan melangkah dengan kaki yang sama sekali gak menyentuh lantai, dia berjalan melayang.. 

Aku semakin kaku, berdiri diam, ketakutan, ketika akhirnya melihat langsung Pak Wawan yang masih berjalan pelan beberapa langkah di depan, tanpa melalui pantulan kaca.

Benar, aku melihat langsung kalau Pak Wawan berjalan melayang, kakinya sama sekali gak menyentuh lantai.. 

Aku terduduk lemas, melihat itu.

Aku mulai menangis kecil ketika sosok Pak Wawan akhirnya berhenti melangkah juga, lalu perlahan membalikkan tubuhnyanya, jadi menghadapku. Hanya beberapa meter jarak kami..

Pak Wawan tersenyum dalam diam, dalam gelap. 

Sementara aku terus duduk menangis dalam ketakutan.

Ada pintu darurat di sebelah kanan, sosok Pak Wawan menoleh ke sana, lalu berjalan menujunya. 

Tetap berjalan melayang, Pak Wawan berjalan menuju pintu darurat yang dalam keadaan tertutup itu. Dalam remang gelap, aku melihat sosoknya menembus melewati pintu darurat, lalu hilang dalam pandangan.

Tubuhku lemas, kaki belum mampu menopang berat badan, gak mampu berdiri. 

Tapi, kemudian aku lagi-lagi mendengar suara langkah kaki, terdengar dari belakang. Aku gak mampu untuk menoleh, gak kuat kalau harus kembali menghadapi kengerian.

Menangis aku sendirian, sementara langkah-langkah kaki terdengar semakin mendekat, dan mendekat..

Aku ketakutan.. 

“Mba Diana, ngapain di sini? Ayok berdiri, kita keluar.”

Ternyata Pak Indra dan Ridwan.

Sukurlah, aku menangis lega melihat mereka berdua.

*** 

Beberapa hari kemudian Pak Indra dan Ridwan sudah berani untukbercerita.

Jadi, malam itu, gak lama setelah aku pamit dan bilang akan diantar Pak Wawan turun, Pak Indra langsung buru-buru mengajak Ridwan untuk segera turun juga. 

“Karena ya itu tadi, Mba Diana bilang kalau mau diantarkan oleh sekuriti yang namanya Wawan. Yang saya tau, pernah dengar, kalau dulu memang ada sekuriti yang namanya Wawan, tapi sudah lama meninggal. 

Menurut para sekuriti sini, katanya walaupun sudah meninggal, sosok Wawan masih kadang terlihat berpatroli keliling gedung.” 

“Makanya, saya langsung ikuti Mba Diana. Tapi kami melihat kalau Mba Diana jalan sendirian, gak ada yang menemani. Dipanggil diam saja, gak menoleh. Sampai akhirnya kami menemukan Mba duduk menangis di lantai dua.”

Begitulah cerita Pak Indra..

Cukup seram kan..?


JaguarQQ