18 Jul 2020

Penampakan

JaguarQQ

Horor - Berbagai macam penampakan yang sering kali Nusaima jumpai dalam perjalanan pulang kerumah tak membuatnya takut melangkah. Shift pagi yang sering menjadi jadwal kerjanya, membuat Nusaima harus berangkat kerja tepat jam enam dari rumah. 
Perjalanan tiga puluh menit dari rumah membuat Nusaima sempat tidur nyenyak sebelum sampai di hotel tempatnya bekerja. Sementara loyalitas sebagai karyawan sering kali Nusaima tunjukkan ketika hotel di tempatnya bekerja menerima banyak event yang mengharuskan Nusaima dan rekan-rekannya bekerja over time dari waktu yang seharusnya.
Malam-malam sepi kerap dilalui Nusaima dengan lelah yang mencengkram erat tubuh langsingnya. Menahan kantuk dan lelah yang jadi satu, membuat penampakan semakin banyak bermunculan. 

Di mulai dari sosok pria tua berpakaian Hansip yang Nusaima lihat di area parkir. Jika dilihat dari wajahnya, pria tua itu berusia sekitar 70 tahunan. Dengan tinggi tubuh yang hampir mencapai dua meter. Dengan langkah santai Bapak Hansip itu berjalan masuk ke area parkir dan berpapasan dengan Nusaima. Ia sempat melihat bapak itu tersenyum dan sedikit menundukkan kepala dengan sopan ketika posisi mereka bepapasan. 
Sosok pria tua itu terus berjalan berlawanan arah dengannya, tanpa sepatah kata pun. Nusaima juga terus berjalan meninggalkan area parkir dengan perasaan bingung. Keanehan semakin di rasakan Nusaima, tatkala pak tua yang baru berpapasan dengannya tidak nampak di cermin cembung yang terpasang di sudut area parkir.   bandarq online 

Walau mereka berjalan berlawanan arah, setidaknya Nusaima bisa melihat punggung pria tua itu berjalan menjauh. 
Nusaima menoleh kebelakang untuk memastikan sosok Hansip yang membawa pentungan hitam di tangannya itu masih berjalan santai, sangat dekat di belakangnya. Lalu Nusaima kembali menoleh ke cermin cembung tikungan dan tidak melihat bayangan bapak Hansip, hanya ada bayangan dirinya saja disana. 
Kebingungan sesaat yang Nusaima rasakan, tidak membuatnya takut atau lari terbirit-birit dari tempat kejadian. Ia tetap berjalan santai seperti awalnya, karena ia yakin tidak akan terjadi sesuatu pada dirinya. 
Keesokan harinya Nusaima tetap bekerja seperti biasa. Sejenak melepas lelah, Nusaima mengisi tenaganya di kantin karyawan. Berada di kantin pada jam istirahat sering kali di gunakan Nusaima berkumpul dan mengakrabkan diri dengan teman-teman sejawatnya. 
Kepada Chief Security, Nusaima menceritakan perihal sosok Bapak Hansip tua yang ia jumpai kemarin malam. 
Chief Security mendengarkan cerita Nusaima dengan seksama dan berkata, 
Setelah mendengar pernyataan itu, Nusaima mulai berpikir kalau itu penampakan pertama yang dilihatnya selama bekerja di hotel tersebut.
Penampakan selanjutnya adalah pocong menggantung di pohon dengan posisi terbalik, kaki di atas dan kepala di bawah. Pocong itu menggantung di pohon pisang kipas yang terletak di pojok area kosong hotel, tepatnya berada di belakang smoking area. 
Pohon pisang cantik berbentuk kipas memang indah dipandang, tapi tidak dengan aksesorisnya yang nampak aneh di mata. Pocong yang tergantung terbalik dengan wajah di bawah membuat Nusaima bertambah bingung saja. 
Uniknya bentuk penampakan, tak pernah ia sangka-sangka. Film-film horor jelas tak dapat menandingi buruknya pandangan mata Nusaima.
Tidak hanya di luar hotel, di dalam hotel pun ada. Loker khusus wanita merupakan salah satu tempat dimana Nusaima melihat mahluk gaib. 
Pada bagian atas loker, biasa di gunakan para karyawan wanita untuk menyimpan helm-helm mereka. 
Merupakan pemandangan sehari-hari, melihat helm cantik warna warni berderet tersusun diatas sana. Nusaima terkejut melihat satu kepala tanpa badan menyempil diantara helm-helm tersebut. Nusaima hampir tak percaya dengan penglihatannya, apakah yang ia lihat itu nyata.

Loker yang dulunya aman dari penampakan, menjadi terasa tak bersahabat lagi bagi Nusaima. 
Karena ulah karyawati "A" yang memasang sajen, yang dianggapnya sebagai seserahan atau tebusan agar terhindar dari gangguan mahluk gaib. 
Nusaima mengenal karyawati "A" sebagai pribadi yang baik, berparas cukup cantik dan ramah pada setiap orang. Beberapa hari sebelumnya, dari yang Nusaima dengar, karyawati "A" pernah mengalami "kesurupan" pada saat jam kerja. Melalui mulut karyawati "A", jin yang merasuki tubuhnya meminta makan "sesaji" sebagai syarat tidak akan lagi menganggu dan merasuki tubuh karyawati "A". 
Merasa terganggu dan ingin lepas dari gangguan jin yang merasuki tubuhnya, karyawati "A" segera memenuhi permintaan bersyarat dari jin tersebut dengan meletakkan sajen bunga, segelas kopi pahit, dilengkapi dengan membakar dupa panjang yang menghasilkan wangi menyengat.
Disaat yang hampir sama, Nusaima berada di loker ketika karyawati "A" melakukan ritual yang ia anggap sebagai pengusiran. 
Padahal di situlah awal mulanya kehadiran para jin yang bahagia di sediakan sajen yang mereka suka. Jin-jin usil penganggu manusia merasa di agungkan martabatnya, merasa dibesarkan dan dimuliakan oleh manusia di sana.
Kemunculan-kemuncula mahluk gaib lebih sering Nusaima lihat ketika pulang kerja pada malam hari. 
Tidak tanggung-tanggung, sosok hantu wanita "Sadako" berdiri di tengah trotoar jalan tepat di seberang kantor keuangan negara. 
Wajah pucat dengan pakaian putih dan rambut panjang menjuntai persis hantu di film-film Jepang, berdiri tunduk menghadap aspal jalan raya. 


Ditambah kantor pajak tak terpakai dengan pohon-pohon akasia menjulang tinggi, lengkap dengan penampakan bayangan hitam setinggi pohon-pohon akasia di sana. Bayangan hitam nan tinggi menjulang itu adalah penampakan paling jangkung yang pernah Nusaima lihat seumur hidupnya.
Begitu pun pocong gempal dengan sekujur tubuh yang tertutup rapat di tengah jalan raya. 
Dan banyak lagi penampakan yang dilihat Nusaima namun diabaikannya begitu saja. 

Sesungguhnya ada satu penampakan yang benar-benar membuat Nusaima kadang mengingatnya sampai hari ini. 
Jika Nusaima melihat seseorang mengendarai motor Harley Davidson, Nusaima kontan akan mengingat sesosok penampakan ini. 
Sesosok penampakan pria bersepeda kayu. Mungkin sebagian orang berpikir, apanya yang aneh? Sepeda kayu memang ada, mungkin saja orang itu menyukai barang antik dan mengendarainya untuk bekerja.
Tapi Nusaima yakin pengendara sepeda itu bukanlah manusia. Sepedanya begitu besar, sebesar ban Motor Scraper yg pernah ia liat dulu. 
Ditambah setang tinggi layaknya setang Chicano stylenya Harley Davidson. 

Sementara pengendaranya punya badan selayaknya manusia biasa, namun dengan tangan yang begitu panjang. 
Mungkin hampir dua kali lipat dari panjang tangan manusia normal. 
Ditambah tak ada seorang pun melihat kearahnya, padahal pemandangan semacam itu sangatlah langka dan harusnya membuat orang-orang terpesona memandangnya. Tapi hanya Nusaima yang melihat kearahnya dan ia hanya diam, seperti biasa. Ia tak pernah mengatakan sepatah katapun pada jin sekalipun jin itu tersenyum menatapnya.
Nusaima tak punya kebiasaan mengatakan permisi saat melihat mereka. 
Pendidikan agama yang cukup dari orang tua tak menjadikan Nusaima terlalu takut akan penampakan yang dilihatnya. 

Walaupun keluarga tak mengetahui keadaan Nusaima yang sebenarnya, namun penanaman akan wajibnya menyembah kepada Allah saja, membuat Nusaima tak berani sedikit pun berlindung kepada jin yang dilihatnya. 
Baginya manusia makhluk yang paling mulia, dibanding jin yang tak kasat mata. Sekalipun pengetahuan agama Nusaima minim, tapi pengetahuan yang sedikit tetap diamalkannya. Masalah tauhid memang ditekankan dalam keluarganya sejak kecil, menyembah hanya kepada Allah yang tak ada sekutu baginya telah dipahami Nusaima dengan sangat baik. 
Hingga disaat-saat genting harus berhadapan dengan jin, tidak membuat Nusaima menyerah lalu meminta perlindungan pada mereka. 
Keluarga yang mencintai dan persahabatan yang menyenangkan, membuat Nusaima tegar menghadapi ketidak normalannya.
Nusaima yang tumbuh semakin dewasa, bersahabat kental dengan dua orang rekan satu hotelnya. Seorang gadis manis dengan tubuh sintal semampai bernama Kimmy adalah salah satunya. 
Kimmy adalah Sales Executive di hotel tempat Nusaima bekerja, seringnya berinteraksi dalam pekerjaan membuat keduanya akrab bahkan di luar lingkungan kerja. Usia, hobi dan kebiasaan yang sama membuat keduanya berteman awet hingga dewasa. 
Kimmy lah sahabat Nusaima yang tau benar bagaimana Nusaima menjalani indigonya hingga pengobatan yang memakan waktu lama. Kimmy bagi Nusaima sudah bagai saudara sepupunya, akrab dan hampir tak saling menyimpan rahasia. 

Kimmy yang seorang anak pensiunan perwira, hidup dengan pemikiran optimis. 
Persahabatannya dengan Nusaima, membuat mereka belajar bagaimana isi dunia. 
Satu lagi sahabat kental Nusaima bernama Dominic Wong, pria berperawakan tinggi besar yang sangat disayanginya. 
Dominic dan Nusaima adalah dua sosok tak terpisah layaknya adik dan kakak. 
Dominic yang juga merupakan atasannya, merupakan pria yang menyayangi Nusaima bagai adiknya. 
Jarak usia sepuluh tahun tak menjadi halangan persahabatan antar mereka. Dominic yang jauh lebih dewasa merupakan bujangan mapan, korban patah hati yang ditinggal nikah kekasihnya. 
Kebiasaan bekerja di luar Indonesia, menjadikan Dominic harus menerima konsekuensi, kekasih yang sembilan tahun dipacarinya menikah dengan duda kaya beranak dua.
Jadwal kerja yang begitu padat membuat ketiganya jarang hang out bersama. Nusaima dan Dominic yang bekerja di seksi yang sama, sering kesulitan membuat jadwal agar bisa libur pada saat yang bersamaan. 
Ketika salah satu dari mereka libur, otomatis salah satunya sedang sibuk bekerja. Tapi pertemuan-pertemuan saat bekerja, membuat ketiganya semakin akrab saja. Canda tawa mengisi sela-sela pekerjaan mereka, Dominic dan Kimmy mengisi hari-hari Nusaima walau akhirnya Nusaima harus meninggalkan karir yang dicintainya.  jaguarqq

JaguarQQ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar